RI Mengutuk Keras Serangan Senjata Kimia di Suriah
Jakarta: Pasca insiden bom kimia yang menewaskan puluhan warga sipil, kini Suriah semakin mencekam.
Pemerintah Indonesia pun memberi perhatian khusus. Kementerian Luar Negeri menyatakan, pihaknya terus memonitor situasi keamanan di Suriah.
Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir menyebut, Pemerintah Indonesia menyayangkan kejadian tersebut. Hal ini terkait adanya korban jiwa dan luka yang jatuh.
"Indonesia mengutuk keras penggunaan senjata kimia di Suriah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa yang jatuh termasuk anak-anak," ujar Arrmanatha, pada Jumat (7/4).
"Sebagai negara penandatangan konvensi pelarangan senjata kimia, Indonesia menolak penggunaan senjata kimia untuk tujuan apa pun," tambahnya.
Pada (3/4) lalu, kota Khan Sheikhoun sempat dihujani bom-bom udara. Keesokan paginya, sekitar pukul 7 pagi, seorang saksi mata untuk The New York Times melihat sebuah pesawat tempur melintas di langit kota.
Beberapa menit kemudian, diduga pesawat tempur itu menjatuhkan bom senjata kimia di Khan Sheikhoun.
Usai kejadian tersebut, Presiden AS Donald Trump menyebut serangan senjata kimia terjadi di Suriah yang diduga didalangi oleh Presiden Bashar al-Assad.
Serangan senjata kimia pada (4/4) lalu itu bukan kali pertama. Beberapa kantor berita di dunia juga sempat melaporkan penggunaan senjata terkutuk itu pada Perang Suriah.
"Kita lihat kejadian seperti ini setiap hari, ini kejadian normal selama enam tahun terakhir," tutup seorang warga Suriah bernama Abu Amash.