Rezeki Mengejar Hamba Allah, Bukan Dikejar
Banyak orang bersusah-susah untuk meraih harta benda. Mereka mencoba merebut rezeki, bahkan mengejarnya. Padahal, soal rezeki itu sudah jelas sebagaimana dipesankan Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah Saw bersabda:
ان الرزق ليطلب العبد كما يطلبه اجله..
Artinya: Dari Abu Darda Rasulullah saw bersabda bahwa sesungguhnya Rezeki mengejar hambanya sebagaimana Ajal mengejarnya.( HR ibnu Hibban ).
Dalam kitab Al Hikam al-Nabawiyah. Rezeki itu mengejar, bukan dikejar.
"Haruskah rezeki di kejar?" Karena kenyataannya banyak orang yang melakukan usaha mengejar rezeki ini.
Ada yang melalui cara yang legal, halal dan proporsional. Ada juga yang menghalalkan segala cara, meskipun itu ilegal, haram dan maruk (serakah). Orang yang berprinsip kalau tidak mengambil tak bakal kebagian. Akhirnya tak pernah menyia-nyiakan kesempatan. Semua disikat dan tak menyisakan apapun untuk orang lain. Bagaimana dengan Anda, apa yang anda kejar? Atau ingin dikejar rezeki dan uang?
Katanya rezeki itu mengejar, bukan sebaliknya.
Coba perhatikan fenomena ini. Yang kerja keras belum tentu dapat banyak. Yang kerja sedikit belum tentu dapat sedikit. Pernah punya pengalaman dengan hal ini bukan?
Karena sesungguhnya sifat rezeki adalah mengejar, bukan dikejar. Rezeki akan mendatangi, bahkan akan mengejar, hanya pada orang yang pantas didatangi. Sesuai jumlah yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan lewat jalan-jalan tertentu. Karena yang kita inginkan belum tentu kita butuhkan.
“Kita tak tahu itu tapi Allah tahu. Kerena yakinlah dengan Rezeki kita bahwa itu akan hadir kepada kita,” kata Ustad Zaini Ilyas.
“Semoga kita menjadi hambaNya yang selalu yakin dengan Rezekinya sendiri dan tidak akan pernah tertukar. Amin.” (adi)
"Ada yang melalui cara yang legal, halal dan proporsional. Ada juga yang menghalalkan segala cara, meskipun itu ilegal, haram dan maruk (serakah). Orang yang berprinsip kalau tidak mengambil tak bakal kebagian. Akhirnya tak pernah menyia-nyiakan kesempatan."
Advertisement