Revitalisasi Siskamling, Khofifah Luncurkan Program Omah Rembug
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, meluncurkan program Omah Rembug dan Revitalisasi Siskamling. Agenda ini digelar di Gedung Mahameru Polda Jatim, Surabaya, Selasa 31 Januari 2023.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan, program ini digagas bersama Forkopimda Jatim untuk kembali merevitalisasi siskamling yang sudah mulai menghilang. Salah satunya dengan membuat program Omah Rembug tiga pilar mulai dari Kepala Desa bersama dengan Polri dan TNI untuk mengatasi setiap permasalahan di kelompok terbawah yakni masyarakat.
"Omah Rembug ini merupakan upaya Forkopimda Jatim untuk menyederhanakan persoalan-persoalan yang dirasakan masyarakat. Sehingga, tidak mendatangkan cost (biaya besar), ada kemurahan, kecepatan dalam penyelesaian masalah," ungkap Toni.
Mantan Kapolda Sumatera Selatan itu juga menambahkan, dengan kembalinya aktivitas siskamling sebagai peringatan dini dan mendeteksi ancaman di masing-masing wilayah.
"Kami harap penyederhanaan proses dalam menyelesaikan persoalan di masyarakat akan lebih mudah dan tidak dirasakan memberikan beban bagi masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, dihidupkannya kembali siskamling menjadi penguat masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan. Mantan Menteri Sosial (Mensos) itu menjelaskan, bahwa kelompok paling rentan adalah masyarakat.
"Titik rentan kekuatan kita pada rantai terlemah, kekuatan rantai ini ditentukan titik rantai terlemah, ketika ada rantai tersusun ada satu rantai lemah maka putuslah rantai itu," ungkapnya.
Karena itu, keberadaan Omah Rembug ini diharap mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Untuk menyelesaikan itu, pemerintah tidak bisa sendiri namun perlu dukungan dari TNI, Polri dan masyarakat.
Apalagi, saat ini dihadapkan pada permasalahan digitalisasi yang menimbulkan permasalahan yang sangat kompleks. Karena itu, tiga pilar di desa harus memiliki keterampilan complec problem solving.
"Makin cepat perubahan makin tinggi penggunaan digital IT, maka masalah yang timbul makin kompleks. Maka, keterampilan itu harus dimiliki yakni menjadi problem solver, kita harus jadi penyelesai masalah untuk mengatasi masalah yang sangat kompleks, jangan jadi trouble maker," pungkas Khofifah.