Revitalisas, Asrama Inggrisan Banyuwangi Dikaji Lebih Dulu
Asrama Inggrisan akan direvitalisasi. Sebelum proses revitalisasi, dilakukan kajian revitalisasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPKW XI). Tujuannya memastikan proses revitalisasi nantinya tidak merusak nilai sejarah dan budaya bangunan cagar budaya itu. Kajian dilakukan pada 23 sampai 27 Oktober 2023 lalu.
“Revitalisasi ini dilakukan untuk melestarikan cagar budaya," jelas Ketua Tim Kajian BPKW XI, Ratna Ferdianti, Senin, 30 Oktober 2023.
Dia mengatakan, dalam revitalisasi, kondisi bangunan harus tetap dalam kondisi asli. Sebab, Asrama Inggrisan merupakan Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi dan ingin mengembalikan kondisi asli bangunan tersebut. “Kami ingin memastikan bahwa revitalisasi ini tidak mempengaruhi eksistensi bangunan dan sesuai perundangan Cagar Budaya,” katanya.
Revitalisasi Asrama Inggrisan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan cagar budaya di Banyuwangi. Asrama Inggrisan merupakan bangunan bersejarah yang dibangun pada masa pendudukan Inggris di Banyuwangi.
Asrama Inggrisan adalah saksi jalinan komunikasi antara Banyuwangi dengan Darwin, Australia sejak tahun 1871. Jaringan kabel telegraf tersebut dipasang oleh Eastern Extension Telegraph Company, Limited dan mulai aktivasi bulan Oktober 1872. Perusahaan ini kemudian memasang kabel telegraf kembali, yang menghubungkan Banyuwangi dengan Broome di Teluk Roebuck, Australia Barat pada tahun 1888.
Bangunan yang berada di pusat kota Banyuwangi ini, juga digunakan sebagai tempat penginapan bagi para saudagar Inggris, markas tentara di masa Pendudukan Jepang dan Batalyon Macan Putih Banyuwangi.
Pada tahun 2021, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan Asrama Inggrisan sebagai bangunan cagar budaya untuk melindungi dan melestarikan nilai sejarah dan budaya bangunan tersebut. Asrama Inggrisan diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Banyuwangi.
Selama proses kajian, tim melakukan ekskavasi untuk mengetahui tapak asli bangunan. Ekskavasi ini di bawah koordinasi arkeolog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo.
Berdasarkan hasil ekskavasi, diketahui tapak fondasi umpak Inggrisan terbuat dari campuran bubukan bata merah dan kapur. Pada lapisan setelahnya terdapat semen campur kerakal. Tinggi keseluruhan umpak 260 cm dan lebar 62 cm.
Di dalam kotak ekskavasi sebelah barat, lanjutnya ditemukan fragmen genteng asli Inggrisan. Benda ini memiliki ketebalan kurang dari 2 cm. Seluruh tembok Inggrisan di bagian bawah diberi sepatu sebagai penguat struktur. Bunker Inggrisan berisi pipa saluran air yang terbuat dari besi. "Hasil kajian ini akan menjadi dasar untuk penyusunan desain revitalisasi Asrama Inggrisan," ujarnya.
Advertisement