Retno Marsudi, Iron Madame from Indonesia
Karir diplomat Retno Marsudi berderet panjang, sekaligus menantang. Mesti tak lagi menjadi Menteri Luar Negeri RI pada Kabinet Presiden Prabowo Subianto, ia tak berhenti bertugas dan mengkhidmahkan diri untuk kemanusiaan.
Pos barunya, sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres untuk Urusan Air.
Retno Marsudi, sebagai Iron Madame from Indonesia (“Perempuan Besi dari Indonesia”), menandakan orang Indonesia pertama yang ditunjuk sebagai utusan khusus Sekjen PBB.
Sejarah perjalanan hidup Retno Marsudi, adala sejarah pembelaan yang tegas terhadap masalah Palestina dan hak-hak merdeka rakyat Palestina atas penindasan Israel. Juga masalah-masalah genosida yang merajalale dilakukan Israel -- hingga kini belum berakhir.
Keberanian Retno Marsudi meminta negara-negara di dunia segera memberikan pengakuan terhadap Negara Palestina sebagai langkah penting menuju solusi dua negara. Permintaan itu disampaikan Retno dalam Pertemuan Tingkat Menteri tentang Situasi di Gaza dan Penerapan Solusi Dua Negara pada Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada 26 September 2024.
“Pengakuan terhadap Negara Palestina sangatlah penting. Mengapa? Karena hal ini memberikan harapan kepada Bangsa Palestina. … Dan yang terpenting, inilah satu-satunya cara untuk memberikan tekanan politik kepada Israel untuk menghentikan kekejamannya".
Namun, beberapa negara yang dia ajak justru menyatakan baru akan mengakui Palestina pada saat yang tepat. “Kapan saat yang tepat itu? Bagi saya, waktu yang tepat adalah saat ini juga. Waktu yang tepat adalah sekarang. Kita tidak usah menunggu sampai semua orang Palestina mengungsi dan seratus ribu orang terbunuh untuk menyebut bahwa inilah saat yang tepat itu,” katanya.
Perepuan Pemberani
Pada lain sesi, di hadapan Pertemuan Tingkat Menteri untuk Mendukung Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Indonesia menegaskan kembali dukungan penuh bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina tersebut. “Sulit dibayangkan bagaimana situasi kemanusiaan (di Palestina) saat ini, jika tidak ada UNRWA di lapangan," ujar Menlu.
Dua hal utama untuk mendukung UNRWA -- dukungan politis dan dukungan pendanaan. Dukungan politis diperlukan untuk menjamin UNRWA tidak terpengaruh tekanan politik, karena mengancam UNRWA, sama saja mengancam kemanusiaan.
Ketika itu, Retno Marsudi menyampaikan, untuk dukungan pendanaan, Indonesia telah memberikan contoh konkret dengan melipatgandakan kontribusi tahunan kepada UNRWA pada 2024 ini.
Retno Marsudi telah berpamiten dengan jajaran Kementerian Luar Negeri (Kemenlu RI) pada Jumat (18 Oktober 2024). Selanjutnya, ia bertugas penting dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Lalu apa pertimbangan PBB?
Antonio Guterres berpesan, penunjukan Menlu Retno Marsudi dari Republik Indonesia sebagai Utusan Khusus PBB untuk Air. Bertujuan untuk mendorong kemitraan dan upaya terpadu dalam memajukan agenda air global, termasuk menindaklanjuti hasil dari Konferensi Air PBB 2023.
Dalam perannya, tokoh kita alumni Universitas Gadjah Mada ini, mempersiapkan proses global terkait air menuju Konferensi Air PBB 2026. Mendukung upaya menciptakan masa depan yang aman dari segi air bagi semua orang dengan mendorong kerjasama politik, ekonomi, dan sosial-budaya yang lebih kuat di semua tingkat.
Retno Marsudi bertakad meningkatkan kerja sama internasional dan sinergi antar proses internasional terkait air guna mencapai tujuan dan target terkait air, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6 dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Sebagai Utusan Khusus, Retno pun akan menjadi advokat utama terkait isu air dan sanitasi, dengan mengangkat masalah ini ke tingkat politik tinggi di dalam maupun di luar PBB.
Yang menarik, dengan perannya itu, Retno Marsudi kelak mampu mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, memperkuat kerja PBB, serta memobilisasi aksi dan sumber daya keuangan untuk menangani krisis air global.
Mewakili Sekretaris Jenderal PBB dalam berbagai proses air global, Retno juga akan bekerja sama dengan UN-WATER dan anggotanya untuk mendukung implementasi Strategi PBB untuk Air dan Sanitasi di semua tingkat, sejalan dengan Kerangka Akselerator Global SDG 6.
Retno akan mulai menjalankan tugas sebagai Utusan Khusus untuk Air pada 1 November 2024, setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (2014-Oktober 2024).
Dengan pengalaman diplomasi hampir empat dekade, Retno segera memimpin pelaksanaan Forum Air Dunia ke-10 di Bali 2024, yang menghasilkan Deklarasi Menteri sebagai kesepakatan akhir.
Retno memiliki dedikasi yang terlihat melalui kepemimpinan Indonesia, termasuk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (2019-2020), Presiden G20 (2022), dan Ketua ASEAN (2023).
Selain itu, pada tahun 2021 selama pandemi COVID-19, ia ditunjuk sebagai Ketua Bersama Kelompok Kerja COVAX AMC untuk mendukung akses vaksin COVID-19 bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Retno Marsudi pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda (2012-2014), serta Duta Besar untuk Islandia dan Norwegia (2005-2008).
Pamit dan Keharuan
Ketika Retno Marsudi pamit usai menuntaskan jabatannya sebagai Menlu selama dua periode di Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dipenuhi rasa haru. Penuh haru Retno menyampaikan ucapan selamat tinggal itu, di depan seluruh jajaran Kementerian Luar Negeri, pada Jumat, 18 Oktober 2024.
"Saya pamit ya," kata Retno dengan suara bergetar menahan haru, seperti dikutip di Instagram miliknya @retno_marsudi.
Momen tersebut diunggah oleh Retno dalam laman instagram pribadinya. Ia menjadi diplomat Indonesia selama 40 tahun, dan semua yang dia perjuangkan bagi Indonesia dalam hubungan diplomasi di luar negeri adalah usaha terbaik yang dia sudah kerjakan.
"Profesi saya cuma satu, sebagai diplomat, sudah hampir 40 tahun saya berada di rumah ini (Kemlu). Maafkan saya. This is the best what i can do for Indonesia and for you all," ujarnya dengan diiringi tangis pilu.
Mendengar kalimat perpisahan dari Retno, jajaran Kemlu pun ikut menangis. Retno pun berterima kasih atas semua pekerjaan yang dilakukan para staf dan pejabat Kemlu lainnya.
"Jagalah rumah ini dengan baik teman-teman. Jagalah. So thank you very much for standing by me, thank you for supporting me, and thank you for being there for me, and your always be in my heart. Sekali lagi aku pamit ya teman-teman."
Retno Marsudi merupakan seorang diplomat Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Perempuan pertama yang menempati posisi tersebut di Indonesia.
Kita berharap, semangat Retno Marsudi tak surut di masa-masa mendatang. Sejumlah tugas segera dilakukan Retno sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB: memperkuat kemitraan dan upaya bersama untuk memajukan agenda air dunia, termasuk menindaklanjuti hasil UN Water Conference 2023.
Retno Marsudi pun bertugas meningkatkan kerja sama dunia dan sinergi antara proses internasional dalam mendukung target air internasional, termasuk SDG 6 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.
Semoga sukses. Retno Marsudi adalah Iron Madame from Indonesia (Perempuan Besi dari Indonesia). Mengingatkan Margaret Hilda Thatcher (13 October 1925 – 8 April 2013), Perdana Menteri Inggris yang mempertahankan harga diri negerinya, dikenal Iron Madame. Ya, Thatcher adalah Perempuan Besi dari Inggris — yang tegas bersikap saat negerinya.(Riadi Ngasiran)
Advertisement