Retakan 700 Meter di Kebun Kopi Silo Jember Berpotensi Longsor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Jember mengecek retakan tanah, di kebun kopi Dusun Tanah Manis, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember. Retakan tanah sepanjang 700 meter itu dinilai berpotensi longsor.
Tergabung dalam kegiatan asesmen tersebut di antaranya, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Penta Satria bersama seorang anggota Tim Reaksi Cepat. Dari PMI Jember, Pengurus Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Imam Muslim, Gigih, dan staf PMI Jember, Imam.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Jember, Mamang Pratidina mengatakan, awalnya pihaknya menerima informasi bahwa ada retakan di kebun kopi milik Ahmad Mahrus. Selanjutnya, PMI bersama BPBD Jember turun ke lokasi melakukan asesmen.
Diketahui retakan yang ada di kebun yang digarap Ahmad Mahrus memiliki lebar antara 30-50 cm dengan panjang sekitar 700 meter. Retakan itu mengitari kebun kopi seluas 2 hektar.
“Ditemukan lahan kopi yang digarap Ahmad Mahrus, mengalami retakan tanah dengan lebar dan panjang bervariasi. Lebar antara 30 hingga 50 centimeter dengan panjang total sekitar 700 meter,” kata Mamang, Kamis, 13 Oktober 2022.
Menurut keterangan penggarap kebun, Ahmad Mahrus, retakan itu ternyata bukan retakan yang baru terjadi. Retakan itu sudah mulai terlihat sejak dua tahun terakhir.
Sebelum terjadi retakan, muncul sepuluh mata air secara tiba-tiba setelah sempat turun hujan dengan intensitas tinggi. Gejala tersebut diindikasikan sebagai tanda-tanda awal terjadinya tanah longsor.
Retakan di kebun kopi tersebut terjadi di lokasi yang memiliki potensi longsor. Meski tidak ada pemukiman, namun dekat dengan fasilitas umum berupa rel kereta api Jember-Banyuwangi dan jalan raya.
Jarak rel kereta api itu hanya berjarak 300 meter dari lokasi retakan. Sementara tepat di atas lahan itu ada jalan raya yang hanya berjarak 100 meter.
Bahkan jika terjadi longsor di lahan tersebut, berpotensi menyumbat aliran mata air sungai Kebun Tanah Manis. Aliran mata air jika sampai tersumbat akan membentuk bendungan alam, kemudian berpotensi menimbulkan banjir bandang.
“Jika sampai terjadi banjir bandang, ada ribuan warga di Dusun Garahan Kidul, Desa Sidomulyo dan Dusun Curah Mas, Desa Pace yang akan terdampak,” tambah Mamang.
Berdasarkan hasil asesmen tersebut, PMI Jember merekomendasikan kepada Pemkab Jember memberikan edukasi kepada warga yang berada di Garahan Kidul dan Curah Mas. Mereka perlu diberi edukasi terkait mitigasi bencana sejak dini, karena tinggal di Kawasan rawan bencana tanah longsor.
“Pemerintah daerah harus segera ada sosialisasi kepada warga tinggal Garahan Kidul dan Curah Mas,” pungkas Mamang.