Resto Tangga Langit Kediri Tawarkan View Pemandang Sawah dan Kota
Suara gemericik air terdengar mengalir tenang dari bawah sebuah areal persawahan di Dusun Sanan Desa Selo Panggung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Di atas areal persawahan tersebut terhubung sebuah jembatan panjang yang terbuat dari bambu.
Jembatan bambu ini mengarah pada sebuah restoran yang berkonsep tradisonal. Sama dengan jembatannya, bangunan resto ini juga didominasi dari kayu dan bambu. Tujuannya untuk menambah kesan alami.
Posisi restoran ini berada di atas ketinggian. Tak heran jika salah satu kelebihan yang ingin ditawarkan adalah pemandangan asri hamparan sawah terasering nan luas terbentang.
Selain dimanjakan dengan pemandangan hamparan sawah terasering, agak jauh juga terlihat pemandangan Kota Kediri dari atas. Letak resto ini memang berada di ketinggian. Di bawah lereng kaki Gunung Wilis. Masuk akal akan jika si empunya resto ini menamakannya dengan Restoran Tangga Langit.
"Kita berasumsi dekat dengan langit, dalam arti postif ya menikmati alam. Termasuk persawahan yang berbentuk terasiring di bawahnya. Sawah terasiring ini natural apa adanya. Nanti di sini juga bakal ada kolam ikan, karena debit air di sini melimpah," Chef Widianto Heru Kusuma, salah satu konseptor Resto Tangga Langit.
Selain menawarkan pemandangan hamparan sawah dan view Kota Kediri dari atas, pengunjung juga bisa menikmati pemandang sunset matahari. Cukup naik ke lantai dua dari resto ini. Untuk menikmati sunset di pagi hari, resto ini juga menyediakan glamour camping. Glamour Camping ini semacam rumah sewa yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk menanti sunset.
"Jadi nggak perlu pergi jauh ke Gunung Bromo, cukup di sini aja," kata pria berusia hampir mendekati setengah abad tersebut.
Lokasi resto yang berada di ketinggian ini juga banyak dikunjungi cyclist yang ingin membuktikan ketangguhan gowes. Potensi konsumen ini ini pun dimanfaatkan oleh manajemen Resto Tangga langit dengan menyediakan titik selfie.
"Spot sepeda di depan nanti ada podium, pura pura ngangkat sepeda, sepedanya kita gantung. Serasa sudah sampai di puncak. Minggu besok kita ada event komunitas sepeda. Mereka request jam 08:00 WIB berjumlah sekitar 30 orang," katanya.
Nantinya, kata Widianto manajemen resto akan menyediakan 5-7 spot foto yang bisa dimanfaatkan oleh para cyclist.
Ide untuk membuat restoran di atas ketinggian ini sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan. Sauatu saat Widianto bersama temannya yang bernama Daniel bertemu di acara reuni SMA. Dari obrolan santai mengenang masa-masa SMA itu, Widianto dan Daniel berlanjut ke pembicaraan serius untuk mendirikan resto yang berada di ketinggian.
"Idenya muncul karena kita sering ngumpul, kita dari kecil dan lahir di Kediri. Kami semua asli Kediri, berinisiatif untuk membuat ini semua. Pak Daniel sebagai inisiator. Dia ahli di bidang bangunan. Kalau saya lebih fokus di bagian makanan dan minuman," ujarnya.
Dari kolaborasi dua sahabat ini kemudian lahirlah Resto Tangga Langit ini. Keseluruhan luas area resto ini menempati lahan seluas tiga ribu meter persegi. Khusus untuk luas restoran sendiri 24x12 meter, terdiri dari bangunan dua lantai. Ruangan bisa menampung kurang lebih 250 pengunjung. Namun, karena masih dalam kondisi pandemi, ada ketentuan protokol kesehatan yang harus ditaati. Ketentuan jaga jarak untuk tempat duduk pengunjung harus diterapkan. Selain jaga jarak tempat duduk para pengunjung, pihak pengelola juga menyediakan tempat untuk cuci tangan dan hand sanitizer.
Resto Tangga Langit ini resmi dibuka pada tanggal 16 Desember 2020 lalu. Meski baru beberapa hari dibuka, ternyata mendapat respon positif dari konsumen.Bahkan sebelum dibuka pun, Widianto mengaku sering mendapatkan pertanyaan dari konsumen tentang kapan restoran dibuka.
"Pada tanggal 16 Desember 2020 sudah dibuka. Respon masyrakat cukup bagus. Sebenarnya ketika pada awal progres membangun banyak orang lalu-lalang menanyakan kapan buka, boleh foto, dan pertanyaan macam-macam lainnya," kata Widianto.
Bahkan, ada salah satu pengunjung yang sempat mengutarakan niatnya pada bulan Maret 2021 akan menggelar acara arisan di tempat ini.
Selain mempunyai konsep fisik bangunan tradisional dan alami, dari sisi manajemen resto Tangga Langit juga punya konsep untuk merangkul warga sekitar. Manajemen resto menginginkan, warga sekitar juga mengambil manfaat dari keberadaan resto ini. Manajemen tak hanya ingin mengejar keuntungan semata tapi mengabaikan keberadaan warga sekitar.
Pelibatan warga sekitar oleh manajemen resto dimulai saat pembangunan. Bambu-bambu yang dipakai oleh resto ini dibeli dari warga sekitar. Tak hanya itu, para pekerja yang menggarap fisik bangunan resto ini rata-rata juga tetangga sekitar. Warga sekitar dilibatkan mulai saat membangun fisik bangunan sampai pembuatan bangku-bangku.
Tak berhenti di situ, pelibatan warga sekitar juga tampak dari suplai bahan-bahan untuk membuat makanan dan minuman resto. Manajemen resto lebihmengutamakan membeli langsung dari warga sekitar. Tak berhenti di situ, manajemen resto juga melibatkan wara sekitar untuk bekerja. Sekitar 40 persen dari keseluruhan pekerja diutamakan dari warga sekitar. Manajemen resto juga melakukan pelatihan dan pemberdayaan UMKM bagi warga.
Menu yang ditawarkan
Semua menu makanan dan minuman yang dijual di resto tangga langit menggunakan proses pemasakan metode manual bru (tidak sachet). Sedikitnya lebih dari 10 varian minuman yang disajikan. Sementara untuk menu makanan hampir 20 .
"Nanti nasi kita sajikan sekali bayar boleh nambah lagi sepuasnya. Ada tiga pilihan nasi, yakni nasi putih, nasi jagung dan nasi liwet, mungkin nanti juga ada tiwul, tapi bukan nasi goreng tiwul, tiwul natural lebih enak," ujarnya.
Harga termurah untuk menu makanan dijual Rp 3000.00
Advertisement