Respon Kebencanaan Internasional, MDMC Siapkan Tenaga Medis
MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) bersama Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah mengadakan seleksi tim medis bencana/emergency medical team (EMT) di ranah Internasional yang nantinya akan terdaftar di WHO (World Health Organization).
Manajer program EMT, dr. Corona Rintawan, mengatakan, kegiatan ini diadakan untuk meningkatkan kapasitas dan level tim medis dari MDMC.
“Seleksi ini merupakan bagian dari proses persiapan verifikasi oleh WHO. Nantinya tim medis bencana Muhammadiyah akan kita upgrade kapasitasnya sehingga menjadi resmi sesuai standar Internasional. Kegiatan ini merupakan rangkaian proses untuk mendapat pengakuan sebagai tim medis bencana Internasional,” tuturnya, dikutip ngopibareng.id, Kamis 11 Juli 2019.
Seleksi ini diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan diikuti peserta sebanyak 38 orang, yang terdiri dari tenaga medis dan non-medis.
Perekrutan tim ini diambil dari Amal Usaha Muhammadiyah Bidang Kesehatan (AUM-Kes) sedangkan tenaga non medis diambil dari MDMC di tingkat wilayah dan cabang di seluruh Indonesia. Untuk memudahkan peserta seluruh Indonesia maka proses perekrutan dibagi menjadi 2, regional 1 di Jakarta untuk Indonesia bagian barat dan regional 2 di Yogyakarta untuk Indonesia bagian tengah dan timur.
Proses akreditasi EMT ini merupakan pelaksanaan dari Mandat Muktamar tahun 2015 dimana Muhammadiyah di era globalisasi ini diharapkan tidak hanya berperan di level nasional saja tetapi juga di level Internasional.
Menurut dokter yang kesehariannya bertugas di RS Muhammadiyah Lamongan ini, MDMC sudah banyak berkecimpung di dunia kebencanaan tingkat nasional dan sudah diakui oleh para pengampu kebijakan di level nasional.
Dalam program ini, MDMC bekerja sama dengan MPKU dan LazisMu berusaha untuk mewujudkan amanah itu.
Sementara itu, keterlibatan MPKU dalam seleksi EMT ini diterangkan oleh Sekretaris MPKU, Agoes Sulistiyo Dunda, MPKU berperan sebagai pendukung dari sisi kesehatan dan sistem sehingga tim ini akan menjadi sebuah relawan Internasional yang andal.
“Pada dasarnya MPKU dengan MDMC sangat berkaitan sejak dulu dan satu rumah naungan. Kedua lembaga saling terlibat satu sama lain seperti simbiosis mutualisme,” tuturnya, tentang kegiatan yang berlangsung Senin lalu.
Kepercayaan masyarakat dan WHO terhadap kiprah Muhammadiyah pada bidang kebencanaan, mendorong MDMC untuk lebih membuka jalan level internasional dengan mengajukan proposal kepada WHO untuk bisa menjadi relawan di seluruh dunia.
Pengajuan tersebut diharapkan dapat mempermudah jalan birokrasi MDMC ketika ingin turun menjadi relawan di bencana internasional.
“Di awal-awal yang lalu MDMC selalu terlibat walaupun tidak langsung. Banyak izin yang harus dilalui, mungkin harus menjadi sub dari lembaga lain, dari sisi kemampuan, sisi kompetensi maupun sumber daya Muhammadiyah sudah memiliki itu semua. Hal itu yang menjadi modal MDMC untuk mengajukan diri ke WHO,” tuturnya.
MPKU berharap agar tim ini menjadi tim Muhammadiyah yang andal dan akan selalu didukung oleh MPKU. “Insya Allah akan menjadi tim yang mewakili Indonesia karena ketika ada penugasan dari WHO kali pertama yang akan ditugaskan pasti Muhammadiyah.
Pengiriman tim ini adalah bentuk implementasi ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar - benarnya. Inilah salah satu implementasi dari kiprah di bidang kebencanaan," tutup Agoes, dikutip dari DMC.
“Di awal-awal yang lalu MDMC selalu terlibat walaupun tidak langsung. Banyak izin yang harus dilalui, mungkin harus menjadi sub dari lembaga lain, dari sisi kemampuan, sisi kompetensi maupun sumber daya Muhammadiyah sudah memiliki itu semua. Hal itu yang menjadi modal MDMC untuk mengajukan diri ke WHO,” tuturnya.