Resmikan Masjid, Sutiaji Terkenang Jadi Santri
Wali Kota Malang, Sutiaji, terkenang menjadi santri saat meresmikan pembangunan masjid di komplek Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Maghfiroh, Tlogomas, Kota Malang.
Dengan setelan jas serba hitam dan memakai kopiah, ia datang ke lokasi acara sekitar pukul 07.50 WIB, dengan didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Zubaidah dan Sekretaris Daerah Kota Malang, Wasto.
Dalam acara persemian tersebut, Moh.Bisri, pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh, menyampaikan bahwa pembangunan masjid di kompleks ponpes tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp16 Miliar.
“Itu baru angkanya saja Rp16 Miliar, tetapi duitnya tidak ada. Tapi kemarin alhamdulillah, ada yang sudah menyumbang Rp100 juta kepada kami,” tuturnya.
Bisri juga memberikan motivasi kepada para santri, bahwa Wali Kkota Malang, Sutiaji, dulu juga pernah menjadi santri.
“Beliau dulu juga jadi santri di Ponpes Tambakberas, sekarang bisa jadi Wali Kkota,” ujar pria yang juga pernah menjadi rektor Universitas Brawijaya periode 2014-2018 tersebut.
Sutiaji, kemudian membenarkan hal tersebut, ia mengakui bahwa pernah menjadi santri di Ponpes Langitan, Tuban, Ponpes Tambakberas, Jombang dan Ponpes Miftahul Huda Gading, Malang.
“Dulu saya berangkat ke pondok, hujan-hujan, jalan kaki, sambil bawa beras. Tidurnya di tegel yang digelari sarung. Terus bantalnya itu pakek beras yang saya bawa tadi,” kenangnya.
Sutiaji menceritakan bahwa dulunya ia tidak bisa mengaji, tapi jika disuruh mengaji ia langsung belajar dengan sungguh-sungguh karena takzim dengan kyai.
“Saya punya teman namanya Bajuri, tidak bisa ngaji. Bodoh, masih pinteran saya, tapi sekarang sudah punya pondok besar. Kunci utama jadi santri itu adalah cinta kepada guru atau kyai kita,” terangnya.
Ia menambahkan mau nanti jadi Wali Kkota, Gubernur, Presiden itu adalah barokah dari guru atau kyai yang mendidik kita.
“Jadi saya sekarang jadi Wali Kkota ini ya, saya dulu anak pondokan,” tutupnya.
Advertisement