Resmi Jadi Masjid, Hagia Sophia Mulai Gelar Shalat 24 Juli 2020
Dari Masjid, Hagia Sophia berubah menjadi museum. Hal itu menyusul tumbangnya Dinasti Ustmaniyah di Turki. Kini, bangunan indah bersejarah itu segera difungsikan sebagai masjid kembali.
Hagia Sophia sebelumnya digunakan sebagai gereja selama berabad-abad di bawah pemerintahan Kekaisaran Bizantium. Tempat ini berubah menjadi masjid setelah penaklukan Istanbul pada tahun 1453. Pada tahun 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum ketika kekuasaan Mustapha Kamal Attaturk mulai menancapkan kebijakan sekuralisme di Turki.
Ibadah shalat bagi umat Islam di Hagia Sophia, Istanbul, Turki, yang kini sudah diresmikan sebagai mesjid, akan dimulai pada 24 Juli. Demikian Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Jumat 10 Juli 2020.
"Setelah menyelesaikan langkah-langkah persiapan, kami berencana mengatur pelaksanaan sholat di Hagia Sophia pada 24 Juli. Karena status museumnya dicabut, biaya masuk akan dihapuskan. Pintunya akan selalu terbuka untuk warga lokal, wisatawan asing, muslim. dan pengikut agama lain," kata pemimpin Turki itu.
Menurut Presiden Turki, proses mengubah Hagia Sophia menjadi museum "akan memakan waktu enam bulan."
"Transformasi Hagia Sophia akan hati-hati, dengan tujuan melestarikan warisan budaya umat manusia," katanya, seperti dikutip dari TASS, Sabtu 11 Juli 2020.
Erdogan meminta semua orang menghormati keputusan pemerintah.
"Hagia Sophia berada di bawah yurisdiksi Turki. Saya menyerukan kepada semua orang untuk menghormati keputusan yang dibuat oleh otoritas kehakiman dan eksekutif Turki. Kami menerima segala ekspresi pandangan tentang masalah tersebut, kecuali bagi mereka yang bertujuan merusak kedaulatan," kata pemimpin Turki ini.
Erdogan melanjutkan dengan mengatakan bahwa negaranya memiliki 435 gereja dan sinagog di wilayahnya.
"Ini menunjukkan mentalitas kami, yang memandang keberagaman sebagai kekayaan kami," tambahnya.
Sementara itu, Republik Turki Siprus Utara (TRNC) senang dengan dibukanya Hagia Sophia sebagai masjid, dan menegaskan pemerintah Siprus Yunani tidak berhak menolak keputusan tersebut. Demikian pernyataan Perdana Menteri negara tersebut Ersin Tatar, Jumat 10 Juli 2020.
"Hagia Sophia telah menjadi warga Turki, masjid, dan warisan dunia sejak 1453. Keputusan untuk menggunakannya sebagai masjid, pada saat yang sama dikunjungi sebagai museum, adalah logis dan menyenangkan," katanya, dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu 11 Juli 2020.
Tatar menambahkan, pemerintahan Siprus Yunani, setiap negara bagiannya atau institusi lain tidak berhak keberatan dengan keputusan ini.
"Warga Turki selalu menghormati semua kepercayaan. Makna yang berbeda tidak boleh dicari berdasarkan keputusan ini. Terutama pemerintah Siprus Yunani, yang membakar masjid-masjid kami, tidak boleh bersuara dalam hal ini," kata Tatar.
Dia mengucapkan selamat kepada Turki dan berharap hal tersebut akan menjadi keputusan yang baik bagi dunia Muslim dan seluruh umat manusia.
Sebelumnya pada hari Jumat, pengadilan Turki membatalkan dekrit kabinet tahun 1934, yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum. Putusan pengadilan ini membuka jalan untuk menggunakannya kembali sebagai masjid setelah 85 tahun.
Pengadilan memutuskan bahwa permata arsitektur dunia ini dimiliki sebuah yayasan yang didirikan Sultan Mehmet II, penakluk Istanbul, dan disajikan kepada masyarakat sebagai masjid -- status yang tidak dapat diubah secara hukum.