Rescue Board, Bermain Sambil Belajar Tentang Bencana Alam
Kelompok Studi Psikologi Bencana Universitas Surabaya (KSPB Ubaya) membuat alat pembelajaran bencana lewat cerita bergambar dan rescue board. Alat ini digunakan untuk mengedukasi anak-anak di usia dini, tentang bencana yang bisa muncul setiap waktu.
“Pendidikan bencana dapat diberikan kepada anak sejak usia dini. Nantinya dapat berperan menjadi agen perubahan di masa depan yang menggambarkan keefektifan penularan pengetahuan melalui anak-anak di institusi pendidikan,” ucap Listyo Yuwanto, dosen pendamping sekaligus Koordinator KSPB Ubaya, Rabu 17 Maret 2021.
Dosen Fakultas Psikologi Ubaya yang kerab disapa Listyo ini mengatakan jika peningkatan tanggung jawab, partisipasi, kemampuan antisipasi dan penanganan bencana, dapat dicapai bersama melalui pendidikan kebencanaan.
Oleh karena itu, Listyo bersama Gina Amalia Anggari dan Ellyata Gracesihlah Setiawan, mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya yang tergabung dalam KSPB Ubaya, merancang media pembelajaran bencana untuk anak-anak melalui cerita bergambar.
Terdapat tiga judul buku cerita bergambar yang dibuat yaitu Kancil dan Bencana Gempa Bumi, Tikus yang Sadar Tanah Longsor, serta Ikan dan Katak Siaga Banjir. Tokoh binatang dalam cerita bergambar dipilih untuk membatu imajinasi dan mempermudah pemahaman anak-anak tentang isi cerita yang ingin disampaikan.
"Karena dunia anak-anak selalu diwarnai dengan dunia binatang yang disenanginya. Sehingga dalam setiap cerita anak, binatang dipahami sebagai manusia yang memiliki sifat tertentu,"ungkap Listyo.
Lanjut Listyo, kemudian buku cerita bergambar ini dibuat dengan gambar ilustrasi yang menarik disertai penjelasan tentang penyebab dan cara mengurangi dampak bencana yang dikemas dalam cerita kehidupan sehari-hari melalui tokoh binatang. Bahasa yang digunakan juga mudah untuk dibaca dan dipahami anak-anak.
Menurutnya, buku bergambar ini dapat digunakan untuk anak usia Sekolah Dasar (SD) sekaligus anak usia dini dengan cara dibacakan oleh orang tua atau guru sebagai pendamping. "Secara ideal, penggunaan buku cerita bergambar ini dilakukan dengan adanya pendamping sehingga dapat terjadi diskusi interaktif antara anak dan pendamping,” terangnya.
Selain pembelajaran melalui cerita bergambar, alat edukasi ini juga mendorong , anak-anak untuk mensimulasikan cara melindungi diri pada saat terjadi bencana dengan memainkan rescue board.
Rescue board merupakan permainan yang mengajarkan kepada setiap pemain bagaimana cara mempraktikkan siaga bencana gunung meletus, kebakaran, banjir, tanah longsor, dan gempa bumi.
Pemain akan menambah wawasan mengenai mitigasi bencana, selama memainkan rescue board ini. Rescue board menerapkan metode pembelajaran dengan gaya belajar visual, read, dan kinesthetic.
Permainan ini pun diujicobakan bersama anak-anak siang hari ini. Salah satu anak yang mengikuti permainan ini, yakni Milo Tedja mengungkapkan, bermain rescue terasa menyenangkan karena banyak bagian yang bisa dimainkan.
"Bagian yang paling menyenangkan untuk dimainkan tadi menjawab pertanyaan dari kartu. Pertanyaanya ada yang bisa saya jawab ada yang tidak, semua pertanyaanya tadi tentang bencana alam," ungkap anak berusia 12 tahun ini.
Saat mengikuti permainan rescue board ini, Milo mengatakan, banyak hal yang ia ketahui tentang bencana alam. "Misalnya tadi saat terjadi gempa bumi, apa saja yang harus dilakukan mulai dari keluar dari rumah dan belindung ke tempat yang bisa melindungi kita dari reruntuhan," tandasnya.
Buku edukasi ini, nantinya akan dibagikan gratis ke sekolah juga masyarakat umum, bersamaan dengan simulasi siaga bencana yang dilakukan KSPB Ubaya sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
Advertisement