Repatriasi 104 WNI dari Suriah, Jalani Proses Ketat
Repatriasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di tengah pandemi COVID-19 terus berlangsung. Kini repatrisi terhadap 104 WNI dari Suriah melalui Beirut, Lebanon.
Duta Besar RI di Beirut Hajriyanto Y. Thohari, menyebut, persiapan ketat untuk perjalanan jarak jauh dari Damaskus ke Beirut hingga ke Tanah Air.
“Mulai dari kelengkapan dokumen, tes kesehatan serta koordinasi intensif dengan pihak keamanan imigrasi Lebanon dan Bandara Rafik Hariri guna melancarkan kegiatan tersebut,” ungkap Hajriyanto, dalam keterangan Sabtu, 18 Juli 2020.
Repatriasi tersebut merupakan kerja sama antara Kedutaan Besar RI (KBRI) Beirut dan KBRI Damaskus untuk pemulangan ratusan WNI dari Suriah.
Hajriyanto Y. Thohari menambahkan repatriasi 104 WNI juga melibatkan pihak Keamanan Umum Lebanon untuk proses kelengkapan dokumen.
“KBRI Beirut memfasilitasi dan memproses keberangkatan reptriasi 104 WNI dari Suriah di suasana pandemik ini. Dengan kerjasama yang intens KBRI Beirut dengan General Security Lebanon untuk proses kelengkapan dokumen dan perijinan bagi 104 WNI,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hajriyanto menegaskan, KBRI Beirut memfokuskan perjalanan para WNI kembali ke Indonesia berjalan aman.
“Repatriasi di masa pandemi COVID-19 ini terasa berbeda, bandara Lebanon yang baru saja dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat, KBRI mengupayakan yang terbaik demi suksesnya kegiatan pemulangan WNI yang jumlahnya tidak sedikit itu,” ucap Hajriyanto.
Sementara, Lebanon saat ini telah mencatat jumlah kasus COVID-19 sebanyak 2.599 dengan jumlah kematian sebanyank 40 orang dan total kesembuahn sebanyak 1.485 orang. Upaya KBRI Beirut senantiasa menjaga dan melindungi Masyarakat Indonesia khususnya dalam masa sulit di tengah Pandemi COVID-19, dampak yang dialami banyak orang khususnya WNI yang sedang berada di luar negeri, nun jauh dari Tanah Air.
Sedangakan, jumlah seluruh WNI di Lebanon mencapai 1.447 orang, 1.234 orang Pasukan Perdamaian di UNIFIL, 78 orang Mahasiswa Indonesia di berbagai universitas di Lebanon, dan 135 orang lainnya bekerja di sektor pemerintahan, organisasi internasional, sektor jasa, serta WNI yang menikah dengan WNA beserta keluarga.