Renovasi GBT Ternyata Dapat CSR Bank Jatim Rp2 Miliar
Renovasi Gelora Bung Tomo (GBT) yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, ternyata tak 100 persen menggunakan dana APBD Kota Surabaya.
Menurut Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DKPCKTR) Iman Krestian, Pemkot Surabaya mendapatkan bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank Jatim senilai Rp2 miliar.
Menurut Imam Krestian, CSR dari bank daerah tersebut, dimanfaatkan oleh Pemkot untuk memoderenisasi ruang ganti di GBT. Baik ruang ganti untuk pemain tuan rumah (home), maupun untuk tim tandang (away).
“Iya, kita dapat Rp2 miliar dari Bank jatim untuk digunakan renovasi ruang ganti. Mulai dari interior ruang ganti pemain, sampai kelengkapannya standart FIFA untuk pertandingan Piala Dunia. Seperti jacuzzi, sauna, loker dan lainnya. Semua lengkap,” kata Iman Krestian kepada ngopibareng.id, di Balai Kota Surabaya, Senin 3 Januari 2020.
Iman Krestian mengatakan, guyuran dana segar dari Bank Jatim tersebut telah dimanfaatkan Dinas Cipta Karya untuk menggarap ruang ganti. Hal ini juga untuk mengejar kesiapan GBT yang akan digunakan sebagai markas Persebaya Surabaya untuk kompetisi Liga 1 2020.
“Sudah kami garap. Kita mau ngejar kesiapan untuk Persebaya biar bisa digunakan,” kata Imam Krestian.
Terlepas dari renovasi ruang ganti, Iman Krestian mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pelelangan proyek. Seperti tribun, lift, lampu, atap, kamar mandi VIP dan penonton, hingga mushola. Targetnya, pemenang lelang segera diperoleh pada akhir Feburari 2020.
“Semua kan masih proses lelang ya. Perkiraan, pertengahan bulan ini sudah ada pelaksanaan sih harusnya. Kalau target kami paling lambat awal bulan depan sudah ada pelaksanaan (renovasi),” kata Imam Krestian.
Renovasi yang berjalan beriringan dengan pelaksaan kompetisi Liga 1, lanjut Imam Krestian, dijamin tidak akan menghalangi jalannya pertandingan.
“Kompetisi tetap berjalan kok, nggak ada masalah dengan renovasi ini. Karena teknis pelaksanaan (renovasi) diatur secara bertahap. Jadi ada yang dilaksanakan saat pertaindingan, ada yang setelah Persebaya pindah stadion,” tegas dia.