Anggota DPRD Kritik Pejabat Pemkot Surabaya Enggan Jalan Kaki
Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, mengkritik keengganan Pejabat Pemerinta Kota Surabaya untuk berjalan kaki dan menggunakan trotoar yang mereka bangun. Menurutnya, percuma Pemkot membangun bagus-bagus trotoar di Surabaya, jika pejabat Pemkot sendiri enggan menggunakan trotoar.
"Mereka bikin tapi tidak pernah digunakan. Terus siapa yang disuruh menggunakan?" kata Reni kepada ngopibareng.id, Kamis, 3 September 2019, di Gedung DPRD Kota Surabaya.
Reni mengatakan ia tahu maksud Pemkot membangun trotoar, adalah untuk kepentingan transportasi publik di masa depan. Namun, apabila Pemkot ingin mengubah kebiasaan masyarakat untuk menggunakan trotoar, kata dia pejabat Pemkot harus mencontohkan terlebih dahulu.
Ia mencontohkan, saat DPRD Kota Surabaya mengundang pejabat Pemerintah Kota Surabaya untuk rapat bersama. Pantauan Reni, para pejabat Pemkot tidak ada yang terlihat berjalan kaki dari Balai Kota Surabaya menuju DPRD Kota Surabaya. Padahal jaraknya dekat dan trotoarnya sudah bagus.
"Rakyat kan juga butuh contoh. Masa rakyat diminta gunakan trotoar, tapi pejabatnya enggak. Balai kota ke Kantor DPRD itu berapa lama sih kalau jalan kaki. Toh, trotoarnya sudah enak. Kok nggak mau jalan," ujar Reni.
Jika alasannya panas toh kata Reni bisa pake payung. Sesampainya di Kantor DPRD toh pejabat juga bisa ngadem karena ada pendingin ruangannya.
"Nah, kalau dicontohkan pejabat Pemkot Surabaya jalan kaki ke DPRD, lama-lama masyarakat bakal ikutan. Karena melihat pimpinannya saja mau jalan kaki. Sekalian olahraga toh," kata Reni.
Bukan hanya mengkritik, Reni mengaku ia menerapkan ke dirinya sendiri. Jika ia diundang rapat Pemkot, ia selalu jalan kaki dari Gedung DPRD Kota Surabaya menuju Balai Kota. Bahkan, apabila ia ada acara di Siola, tak jarang ia juga berjalan kaki dari Yos Sudarso menuju Tunjungan.
"Kalau naik mobil dari Balai Kota ke sini kan ribet ya, muter. Mending jalan kaki enak, cepat. Saya kalau ada acara agak jauh, kurang dari 2 kilometer gitu, kalau waktunya masih banyak, saya pilih jalan kaki. Waktu itu ada acara di Siola, ya saya jalan kaki. Nggak masalah, enak kok trotoarnya," ungkapnya.
Maka dari itu, ia berharap Pemkot Surabaya bisa menjadi guru bagi masyarakat Surabaya, sebelum menelurkan kebijakan atau membangun sesuatu dan memaksa masyarakat untuk menggunakan fasilitas tersebut.
"Ini trotoar, ya harus dicontohkan. Nanti kalau ada transportasi umum, Pemkot juga harus beri contoh. Masyarakat akan ikut kok, pasti," pungkasnya.