Reni Astuti Semprit DSDABM Masalah Normalisasi Sungai
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti sayangkan ratusan pohon dan anak mangrove rusak akibat aktivitas normalisasi di sepanjang sungai Mangrove Wonorejo.
Reni mengatakan, tanaman mangrove di Wonorejo merupakan benteng pertahanan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) dari abrasi. Karena itu, kelestariannya patut untuk dijaga.
Karena hal itu, Reni ‘menyemprit’ Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya untuk lebih memperhatikan standar operasional prosedur (SOP) dalam setiap pelaksanaan normalisasi saluran maupun sungai.
“Normalisasi saluran atau sungai harus ada SOP-nya, mengingat sungai yang ada di Surabaya kondisinya bermacam-macam. Ada yang di kawasan padat penduduk, ada yang di sekitar kawasan konservasi. Karenanya, kita mendorong dalam pelaksanaan normalisasi ini harus diimplementasikan secara tepat, sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan perusakan lingkungan,” kata Reni, Rabu 7 September 2022.
Menurutnya, mempertimbangkan dampak normalisasi sangat penting. Hal ini berlaku untuk seluruh kegiatan normalisasi, baik saluran air maupun di sungai. Dia mencontohkan kasus lain. Yakni, normalisasi dua tahun lalu di Jalan Arief Rahman Hakim. Gegara normalisasi yang tak sesuai SOP, plengsengan ambrol dan menggerus badan Jalan Arief Rahman Hakim.
“Normalisasi saluran itu memang penting sebagai upaya pengendalian banjir, tetapi dampak-dampak normalisasi itu juga perlu diantisipasi. Berangkat dari dua kejadian ini, harus diperhatikan dan menjadi perbaikan ke depan,” katanya.
Reni, salah satu anggota DPRD Surabaya yang datang di 4 Tahun Ngopibareng.id pada 21 Juni lalu itu meminta DSDABM lebih komunikatif ketika hendak melakukan normalisasi. Semisal normalisasi di lingkungan konservasi, seperti di mangrove Wonorejo. Maka perlu dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pemerhati lingkungan, supaya ada persepsi yang sama.
Dengan begitu, lanjut Reni, maksud dan tujuan yang baik tersebut berakhir positif, menghindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kita harap, ke depannya tidak ada lagi persoalan-persoalan yang seperti ini. Apalagi, Surabaya punya keunggulan di mangrove. Jangan sampai kemudian kesannya menjadi tidak bagus bahwa Wali Kota Surabaya tidak peduli dengan kelestarian alam dan lingkungan. Padahal di satu sisi kan punya maksud dan tujuan yang baik,” tutupnya.
Advertisement