Rendang Vegetarian Frozen Khas Jember Tembus Pasar Eropa
Semerbak aroma sayur, tercium di pabrik produksi milik PT. Madani Agro Sejahtera (MAS) Jember. Di dalam pabrik itulah, berbagai jenis sayuran diolah. Prosesnya cukup panjang.
Sayuran yang diambil dari para petani di Jember tidak sembarangan, hanya yang berkualitas yang boleh masuk. Sayuran yang baru datang langsung masuk ke ruangan khusus (raw material).
Sayuran kemudian dicuci bersih. Sayuran yang bersih masuk ke dalam ruang berikutnya, ruang proses. Di ruang ini sayuran melalui proses pemilahan. Bagian sayuran yang tidak dibutuhkan dipisahkan.
Belasan pekerja perempuan yang berada di ruang ini terlihat cermat. Mereka fokus memilih dan memilah sayuran. Setelah melalui proses penyortiran, sayuran masuk ke ruang berikutnya, untuk direbus.
Proses perebusan sayuran tidak berlangsung lama, kemudian mesin akan memindah sayuran itu ke ruang lain. Di ruang ini, sayuran dikemas dalam wadah sebelum akhirnya dimasukkan ke ruang ABF, untuk dibekukan.
Untuk menjaga kehigienisan produk, seluruh tahapan dilakukan sesuai prosedur. Seluruh karyawan yang bertugas mengenakan baju pengaman yang sudah steril dari kuman.
Tak cukup sekadar baju pengaman, sebelum masuk ruang produksi, karyawan mencuci kaki menggunakan air yang mengandung disinfektan. Kemudian juga diwajibkan mencuci tangan.
Setelah melalui proses pembekuan, sayuran dikemas dalam kantong plastik berlabel. Sayuran beku (frozen) itu menjadi berbagai olahan, salah satunya rendang vegetarian frozen.
Rendang vegetarian frozen yang diproduksi di antaranya Rendang Vegie Daun Singkong Padang khas Jember, Rendang Vegie Tahu Padang khas Jember, Rendang Vigie Kentang dan Kacang Merah Padang khas Jember. Kemudian ada Rendang Vegie Jamur Padang khas Jember, Rendang Jengkol, dan Rendang Vegie Tewel. Selain produk rendang, juga ada tumis labu siam tempe.
Komisaris PT MAS, Febrian Ananta Kahar mengatakan, produksi vegetarian frozen berangkat dari kegelisahan melihat potensi sayur hasil bumi Jember. Lahan pertanian di Jember mencapai 85 ribu hektare.
Namun, realitas saat ini permintaan dan penawaran hasil bumi berupa sayuran di Jember tidak seimbang. Salah satu contoh pedagang di Pasar Tanjung yang membawa cukup banyak sayuran.
Akibat kondisi tersebut, petani Jember tidak pilihan, jika tidak menanam jagung manis, maka menanam tembakau. Padahal harga jagung manis saat musim kemarau juga tidak terlalu tinggi.
“Kebiasaan petani kita saat ini, khususnya saat musim kemarau kalau tidak menanam jagung manis ya tembakau. Padahal sayur juga ada buyer-nya,” katanya, Rabu, 25 Oktober 2023.
Atas kondisi tersebut, Febrian terjun ke Eropa, Yunani dan Belgia. Ia membangun jaringan untuk mencari pasar hasil bumi Jember. Waktunya tidak sebentar, ia harus memeras otak selama satu bulan berada di negeri asing itu.
Upayanya selama satu bulan akhirnya membuahkan hasil. Febrian menemukan perusahaan yang bersedia membeli hasil bumi Jember, namun dalam bentuk frozen. Permintaannya memiliki konsep yang sama dengan produk olahan Edamame Jember.
Begitu banyak permintaan sayur frozen yang masuk, salah satunya rendang vegetarian yang banyak diminati masyarakat Belgia dan Yunani.
Setelah kembali ke tanah air, Febrian melalui PT MAS mendirikan pabrik pengolahan. Pabrik yang ada saat ini hanya mampu memproduksi 2 ton per hari.
Saat ini pihaknya sedang mengurus perizinan untuk mendirikan pabrik yang lebih besar, dengan kapasitas produksi 20 – 60 ton per hari.
Selain menciptakan lapangan pekerjaan, pengembangan pabrik juga dalam upaya menyejahterakan para petani. Para petani sayur di Jember tidak perlu kebingungan menjual hasil buminya. Keberadaan pabrik tersebut pada akhirnya juga akan membantu menjaga stabilitas harga hasil bumi di Jember.
Saat ini, PT MAS sedang membangun kerja sama dengan perusahaan benih dan Politeknik Jember. Harapannya, dengan adanya kerja sama tersebut mampu melahirkan petani binaan di Kabupaten Jember.
“Kita planing para petani Jember menjadi petani binaan. Kita bekerja sama dengan perusahaan benih,” pungkasnya.
Advertisement