Pemakaian E-Toll di Tol Surabaya-Gempol Masih Rendah
Surabaya: Penerapan transaksi tol dengan menggunakan e-toll tampaknya masih terbilang rendah. Hal ini disampaikan langusng oleh Humas PT Jasa Marga Surabaya-Gempol Agus Tri Antio, yang menyebutkan pengguna transaski elektronik di tol Surabaya-Gempol meliputi Dupak-Porong dan Japanan-Gempol masih 17,5 persen saja.
Padahal, pemerintah telah menargetkan wajib transaski tol menggunakan e-toll card akan dimulai pada 31 Oktober 2017. "Per Agustus ini saja masih 17,5 persen per harinya. Otomatis angka ini sangat rendah sekali," terang Agus, saat dihubungi.
Menurut dia, porsi ini jauh lebih rendah dibanding penerapan transaksi e-toll di Semarang, Jawa Tengah dan tol-tol di Jakarta. Untuk di Semarang mencapai 25 %. Sementara di tol-tol Jakarta, transaksi e-toll sudah mencapai 30% transaksi tiap harinya.
Agus turut menghimbau kepada masyarakat untuk beralih dari transaksi cash ke transaksi elektronik e-toll. Karena penggunaan transaksi ini menurutnya jauh lebih simpel dan cepat.
"Pembayaran cash membutuhkan waktu 8 detik. Namun, e-toll hanya butuh waktu 1,5 detik saja," ujarnya.
Sementara itu, Agus mengaku pihaknya sudah siap 100 persen guna menyambut penerapan kebijakan dari pemerintah itu. Dia menceritakan, di tol Surabaya-Gempol, penggunaan e-toll sudah dilaunching sejak 2012 lalu.
"Sejak Dahlan Iskan menjabat sebagai Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) transaksi elektronik ini sudah kita terapkan," kata Agus.
Agus menyampaikan, bahwa selama ini, tidak ada kendala yang berarti dalam penerapan transaski elektronik ini. PAdahal, total gardu tol Surabaya-Gempol sekitar 68 gardu. Terdiri dari 38 gardu reguler dan 38 gardu tol otomatis (GTO).
"Tidak ada kendala, karena semua bisa berfungsi dengan baik. Serta di semua gardu reguler maupun GTO, bisa melakukan transaksi dengan e-toll," ucap Agus. (hrs)