Rencana KTT Bersama Rusia, Dibatalkan Prancis - Jerman
Para pemimpin Uni Eropa gagal menyepakati proposal Prancis dan Jerman untuk segera mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal itu setelah Polandia dan negara-negara Baltik mengatakan hal tersebut akan mengirimkan pesan yang salah di saat hubungan Timur-Barat memburuk.
Setelah Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa pada 16 Juni, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan KTT Uni Eropa pertama dengan Putin sejak Januari 2014 akan menjadi "dialog untuk membela kepentingan kita". Dia menegaskan UE tidak hanya bisa reaktif dalam diplomasinya dengan Rusia.
Namun setelah pembicaraan larut malam pada pertemuan mereka di Brussel, 27 pemimpin Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan, kata Kanselir Jerman Angela Merkel pada Jumat pagi 25 Juni 2021.
"Itu adalah diskusi yang sangat komprehensif, dan tidak mudah," katanya kepada wartawan.
"Tidak ada kesepakatan hari ini tentang pertemuan para pemimpin langsung," katanya, seperti dikutip Reuters.
Mencaplok Semenanjung Krimea
KTT Uni Eropa dengan Rusia berakhir setelah Moskow mencaplok semenanjung Krimea Ukraina pada Maret 2014 dan Barat memberlakukan sanksi.
Sementara Kanselir Austria Sebastian Kurz mengatakan dia mendukung proposal Prancis-Jerman, sementara banyak pemimpin lain yang menentang.
"Adalah sikap umum dari banyak pemimpin" untuk tidak mengubah sikap terhadap Rusia, kata Presiden Lithuania Gitanas Nauseda setelah pertemuan itu bubar. Dia sebelumnya mengatakan ide itu seperti "mencoba melibatkan beruang untuk menjaga pot madu tetap aman".
Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karins mengatakan Uni Eropa berisiko menghadiahi Rusia dengan pertemuan puncak meskipun diplomasi telah gagal mengakhiri konflik di Ukraina timur dengan separatis yang didukung Rusia.
Sebaliknya, para pemimpin Uni Eropa kembali ke posisi memperingatkan lebih banyak sanksi terhadap Moskow jika melanjutkan kebijakan disinformasi Rusia, serangan siber dan rahasia, serta campur tangan untuk mencoba memecah blok UE.
Rusia Bantah Lakukan Kesalahan
Dalam sebuah pernyataan KTT, para pemimpin meminta Komisi Eropa dan diplomat top Uni Eropa Josep Borrell "agar memberikan opsi-opsi tindakan pembatasan tambahan, termasuk sanksi ekonomi" terhadap Rusia.
Uni Eropa memberlakukan sanksi pada sektor energi, keuangan dan senjata Rusia dan sanksi individu terhadap Rusia yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan karena menggunakan senjata kimia terlarang.
Para diplomat mengatakan sanksi lebih lanjut dapat menargetkan pencucian uang Rusia atau oligarki kuat yang dicurigai melakukan korupsi serius di luar negeri, seperti yang dilakukan Inggris untuk pertama kalinya pada bulan April 2021 lalu.
Advertisement