Rencana Konferensi Ulama Dunia di Afghanistan, Ini Persiapannya
Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia, H.E. Faizullah Zaki, mengungkapkan, Pemerintah Afghanistan berencana untuk menggelar Konferensi Ulama Dunia.
Hal itu terungkap ketika Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menerima audiensi Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia, H.E. Faizullah Zaki, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
“Kami menyambut baik dan akan membantu apa yang kami bisa lakukan agar konferensi ulama dapat terlaksana dengan baik. Dalam pandangan kami ulama ini sangat penting, umat sangat tergantung bagaimana ulamanya atau bagaimana pemuka agamanya," kata Menag dalam keterangan dikutip Minggu 30 Mei 2021.
Menag menuturkan, kehadiran para ulama sangat penting untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dialami umat belakangan ini, khususnya terkait dengan penerapan Islam wasatiyah. Ia menambahkan, bahkan masalah wasatiyah ini juga dialami Indonesia dan Afghanistan.
"Ini saya kira sama sama masalah yang harus dicarikan titik temu bersama sama. Saya kira problem permasalahan tentang toleransi ini kita bisa selesaikan manakala kita memiliki kejujuran terhadap pemahaman agama yang kita pegang atau kita yakini, itu yang paling penting,” ungkap Menag.
Kejujuran Nilai Agama
“Kejujuran terhadap nilai agama menjadi penting, mengapa kita harus mengakui bahwa di dalam ajaran agama kita memang ada beberapa hukum yang bermasalah, yang saya kira itu kompetibel dengan isu-isu toleransi,” imbuhnya.
Karenanya, Menag menganggap kehadiran ulama di ruang publik patut untuk difasilitasi agar dapat memberikan pencerahan bagi umat. "Dalam upaya itu yang paling otoritatif adalah para ulama, dengan background persoalan yang telah saya sampaikan maka konferensi ulama itu sangat kita perlukan," tandas Gusmen.
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Afghanistan Faizullah menyampaikan undangan agar Menag dapat berkunjung ke ibukota Afghanistan Kabul.
"Saya senang untuk diberi kesempatan hadir di Kabul untuk melihat dan membandingkan situasi. Tentu kita berharap, Pak Menteri di sana bisa hadir di Indonesia untuk bisa melihat bagaimana Indonesia ini sebenarnya. Memang kalau dilihat dari luar damai, tenang, tapi dilihat di media sosial akan berbeda" kata Gus Yaqut menanggapi hal tersebut.
Advertisement