Rencana Buat Jalur Baru Menuju Madakaripura Probolinggo
Perbaikan sekitar 90 persen jalan setapak menuju Air Terjun Madakaripura di Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo sulit dilakukan. Sebab, aliran Sungai Laweyan di sekitar air terjun berpindah ke arah tebing timur yang mengakibatkan sebagian besar jalan setapak ambrol.
"Solusinya dibuat jalan setapak baru yang lokasinya di tebing barat. Hanya saja tebing barat merupakan wilayah Kabupaten Pasuruan," ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Kadisporapar) Kabupaten Probolinggo, Bambang Heri Wahjudi, Selasa, 30 Januari 2024.
Berubahnya aliran sungai yang berada di sebelah timur ini menggerus sebagian besar jalan setapak. Untuk membangun kembali jalan setapak itu sangat sulit karena telanjur ambrol dan hanyut dibawa banjir bandang.
Tidak ingin objek wisata Air Terjun Madakaripura ditutup terlalu lama, Pemkab Probolinggo, pelaku wisata, serta warga akan mencoba membuat jalur (track) baru menuju air terjun. Setelah jalur baru selesai dibuat akan langsung diuji coba.
Jika hasil uji coba dirasa aman, kata Yudi, panggilan akrab Bambang Heri Wahjudi, akan dilaporkan kepada Pj Bupati Probolinggo.
"Jika Pj Bupati memberi lampu hijau, maka wisata Air Terjun Madakaripura kembali dibuka," ujarnya.
Sejak Sabtu, 27 Januari 2024 lalu, akses jalan setapak menuju air terjun putus. Pemkab Probolinggo beserta "Perhutani sepakat untuk menutup sementara wisata Air Terjun Madakaripura," ujar mantan Camat Lumbang itu.
Penutupan Madakaripura untuk wisatawan membuat sejumlah pelaku wisata seperti pemandu (guide) terpaksa tidak bekerja. Mereka kembali bertani dan beternak sambil menunggu jalan setapak diperbaiki.
"Untuk sementara cari pekerjaan lain sambil menunggu akses jalan ke air terjun diperbaiki," jelas Timbul, guide wisata di Madakaripura.
Timbul tidak sendirian. Sebab sejumlah warga Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang juga menjadi guide wisata. Selama ini dengan sekali jalan, guide dibayar Rp100 ribu.
"Sejak Madakaripura ditutup untuk wisatawan, sebagian kami menganggur, sebagian beralih kerja ke kebun," sambung Timbul.
Tidak hanya jalan setapak yang ambrol, sejumlah pipa air bersih yang berada di tebing sungai juga terputus. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo melaporkan, sekitar 300 kepala keluarga (KK) kesulitan air bersih.
Warga di sejumlah dusun di Negororejo pun memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.