Remuk 1-7, Mentalitas Pemain Rangers Dipertanyakan
Manajer Rangers FC, Giovanni van Bronckhorst, mempertanyakan mentalitas anak buahnya setelah timnya dihajar 1-7 oleh Liverpool di kandang. Eks pemain Barcelona itu mengaku sulit menjelaskan penyebab kekalahan telak timnya di laga ini.
Tim berjuluk The Gers itu berbekal kekalahan dari tiga pertandingan Liga Champions sebelumnya. Kendati begitu, mereka membuat awal mengesankan di pertandingan ini setelah Scott Arfield membawa Rangers unggul 1-0 di menit ke-17.
Namun, malapetaka bagi Rangers tiba setelah Roberto Firmino menghasilkan gol penyeimbang di menit ke-24. Sebab, saat pertandingan memasuki babak kedua, kran gol Liverpool mengucur deras, enam gol Liverpool benar-benar menghancurkan tuan rumah.
Mohamed Salah mencatatkan hattrick hanya dalam waktu enam menit setelah Firmino mencetak gol keduanya di awal babak pertama. Pesta Liverpool kemudian ditutup dengan gol Harvey Elliot.
Kekalahan ini memastikan peluang Rangers lolos ke fase gugur tertutup rapat tanpa satu pun poin. Sebab, sampai empat pertandingan yang telah mereka lakoni, Rangers selalu kalah.
Giovanni mengaku senang dengan penampilan awal timnya di pertandingan itu. Namun ia kecewa setelah timnya porak poranda, khususnya di sepanjang babak kedua.
"Itu adalah hasil yang sangat mengecewakan. Kami bermain bagus di babak pertama. Gol kedua keluar dari kekuatan mereka, mereka sangat cepat dalam transisi dan kami tidak bisa bangkit. Saya pikir, kita semakin menurun setelah gol-gol Liverpool yang terjadi dalam tempo singkat,” papar pelatih asal Belanda itu.
Ia mengakui, kualitas pemain yang dimiliki Liverpool di bangku cadangan menjadi pembeda di laga itu. Di sisi lain, timnya tak mampu fokus di sepanjang pertandingan.
Rangers kini telah kebobolan setidaknya tiga kali dalam empat kesempatan sejak awal bulan lalu, dan Van Bronckhorst mempertanyakan mentalitas para pemainnya menyusul kekalahan mengecewakan ini.
“Sangat sulit untuk dijelaskan dan diproses. Babak pertama dan setengah jam terakhir seperti siang dan malam. Dengan cara kami bermain 25 menit terakhir, Anda akan kalah melawan tim mana pun. Saya tidak bisa menjelaskannya saat ini,” keluhnya.
“Kami harus menyelesaikannya. Kami harus mengubah mentalitas kami, itu pasti. Ketika kami tidak ada di sana secara mental, level kami turun sangat cepat. Kami harus meningkat jika kami ingin sukses musim ini."
Advertisement