Rempang dan Ikan Napoleon, Simbol Kekuasaan
Pulau Rempang merupakan bagian dari tiga pulau terpisah, tetapi kemudian terhubung menjadi satu kesatuan yang dikenal dengan Balerang singkatan dari Batam - Galang- Rempang. Ketiga pulau tersebut terhubung satu sama lain oleh jalan di atas laut yang terkenal dengan “Jembatan Barelang” yang dibangun pada 1992 - 1998. Pulau Rempang terletak di tengah, diapit oleh Pulau Batam dan Pulau Galang.
Pulau Galang pernah menjadi tempat penampungan pengungsi dari Vietnam sebagai dampak dari perang Vietnam. Dalam perang Vietnam tersebut, dua negara adidaya terlibat. Pada satu sisi Amerika Serikat membantu pemerintah Vietnam Selatan dan pada sisi lain USSR (Rusia) membantu Vietnam Utara (komunis) dan Gerilyawan Vietcong yang ingin menggulingkan pemerintah Vietnam Selatan.
Ketika Pulau Galang menjadi lokasi pengungsi Vietnam, saya beberapa kali melewati atau menginjakkan kaki di ketiga pulau tersebut. Kawasan Laut Riau seperti Bintan, Batam, Rempang dan bahkan pulau Bangka - Belitung (Babel) selain pemandangan pantai yang mempesona, juga mempunyai kekayaan laut yang sangat potensial, berbagai jenis ikan di terumbu karang yang mengelilingi pulau.
Ikan Napoleon dan Kolega
Setiap berkunjung ke Kepulauan Riau dan Babel saya selalu diajak kolega duduk dan di warung makan tepi pantai. Menu favorit yang disajikan adalah ikan Napoleon yang belum pernah saya jumpai di tempat lain. Ikan tersebut hidup di terumbu karang di tepi pantai.
Ikan Napoleon dimasak dengan bumbu nanas. Luar biasa nikmat sekali rasanya. Saya membayangkan di sorga nanti akan tersaji makanan senikmat itu. Saya meminta agar masakan ikan Napoleon dibungkus untuk dibawa pulang. Tetapi ibu pemilik warung minta maaf, sebab ikan Napoleon termasuk “larangan" karena ikan yang dilindungi dari kepunahan.
Kasus Rempang mengingatkan saya atas Perang Vietnam yang mengakibatkan ribuan warga Vietnam mengungsi akibat konflik antara dua negara adidaya tersebut. Dalam kasus Rempang, potensi konflik yang melibatkan dua negara adidaya antara Amerika Serikat (AS) vs Republik Rakyat Tiongkok (RRT) bukan hal yang mustahil, kalau persoalannya dibiarkan berkepanjangan yang akan berdampak negatip terhadap situasi politik nasional.
Dipermukaan isu yang merebak adalah soal penggusuran dan belum adanya kesepakatan tentang relokasi tempat tinggal baru serta tindakan aparat keamanan yang dianggap kurang proporsional. Dalam suasana menjelang pemiliha presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg), kasus Rempang telah meluas menjadi isu nasional misalnya isu SARA. Di samping itu mulai terdengar sayup sayup indikasi adanya upaya negara asing untuk mempengaruhi hasil Pilpres yang akan datang.
Saya berharap “kasus Rempang” selesai secepatnya. Dalam hal ini kunci penyelesaian sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo yang memerintahkan agar pihak terkait “ memperbaiki komunikasi dengan masyarakat dan warga Rempang”. Dan jangan lupa sebagai lokasi korban perang Vietnam yang bersejarah Rempang adalah “Simbol Kekuasaan".
DR KH As'ad Said Ali
Mantan Wakil Kepala BIN, Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027, tinggal di Jakarta.