Makna Relief Raja dan Ratu Saulah di Sumber Kuro Banyuwangi
Relief Saulah di Bukit Sumber Kuro, Dusun Serampon, Desa Segobang, Kecamatan Licin, Banyuwangi diduga dibuat untuk alasan tertentu. Diyakini, Saulah membuat relief itu sebagai gambaran keinginannya agar kedua orang tuanya bersatu kembali.
"Orang tuanya berpisah. Keinginannya, orang tuanya bisa rujuk lagi, tapi tidak bisa. Akhirnya dia frustasi dan minggat," jelas Edi Sugiono, 29 tahun, warga setempat.
Saulah kemudian mengasingkan diri di bukit Sumber Kuro. Dia mengekspresikan keinginannya dengan membuat ukiran di tebing batu paras itu. Karena itulah pada relief Saulah terdapat dua sosok yang menggambarkan raja dan ratu atau laki laki dan perempuan.
"Itu menggambarkan ayah dan ibunya. Keinginannya agar orang tuanya rujuk kembali," terang Edi Sugiono.
Lebih jauh dijelaskannya, Saulah mengukir relief itu dengan alat seadanya. Dengan pisau dan cangkul. Informasi ini, kata Edi, diketahui dari cerita beberapa orang tua di kampungnya.
Bahkan, menurutnya, konon ada warga yang mengetahui secara langsung saat Saulah mengukir relief itu. Namun sayang Edi mengaku tidak tahu siapa orangnya.
Edi sendiri mengaku pernah bertemu Saulah sekitar dua atau tiga tahun yang lalu. Menurutnya, meski memilih menyendiri di Bukit Sumber Kuro, Saulah beberapa kali pernah pulang ke rumah ibunya. Dia pulang dengan pakaian seadanya.
"Saya pernah bertemu dengan Saulah dengan pakaian yang seperti Tarzan," beber Edi.
Mengenai keberadaan Saulah saat ini, Edi mengaku sudah tidak ada yang tahu lagi.
Beberapa orang menyebut Saulah saat ini berada di Alas Purwo untuk bertapa. Namun tidak ada yang bisa memastikan kabar tersebut.
"Sampai sekarang masih dicari keberadaan orangnya," ungkapnya.
Sebelumnya, pada pertengahan 2019 di bukit Sumber Kuro ditemukan relief yang diyakini dibuat oleh Saulah. Keyakinan ini didasarkan adanya relief bertuliskan Saulah dalam huruf Arab gundul dan aksara modern. Relief tersebut menggambarkan pasangan raja dan ratu. Ada juga tangga yang pada ujungnya terdapat relief bunga melati. Relief ini ditemukan warga pada pertengahan tahun 2019.