Relasi Sosial Digital, Haedar: Bangun Nilai Teladan dan Kebajikan
"Muhammadiyah memandang bahwa era digital ini adalah diskarya yang banyak positifnya, kami menyadari bahwa ada banyak hal kalau kami tidak pandai untuk lebih cerdas, lebih hikmah, dan juga dengan bingkai keadaban mungkin kita juga akan mengalami peluruhan sebagai bangsa yang beragama, berpancasila, dan berkebudayaan Indonesia," kata Haedar Nashir.
Presiden Joko Widodo menghadiri sekaligus menutup Pengkajian Ramadhan 1439 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kampus Universitas Prof Hamka (UHAMKA), pada Selasa (29/5/2018). Dan turut hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Dalam pidato sambutannya Haedar menyampaikan, saat ini kita tengah berada dalam realitas sosial baru, yaitu di era dunia digital yang mempengaruhi relasi sosial kita dalam kehidupan kebangsaan.
"Muhammadiyah memandang bahwa era digital ini adalah diskarya yang banyak positifnya, kami menyadari bahwa ada banyak hal kalau kami tidak pandai untuk lebih cerdas, lebih hikmah, dan juga dengan bingkai keadaban mungkin kita juga akan mengalami peluruhan sebagai bangsa yang beragama, berpancasila, dan berkebudayaan Indonesia," ucap Haedar di hadapan Presiden Jokowi dan para tamu undangan.
Dalam kesempatan itu Haedar berpesan kepada umat islam, khususnya warga Muhammadiyah untuk membangun uswah hasanah dan menampilkan berbagai macam keadaban laku, keadaban ujaran, dan keadaban dalam relasi sosial digital ini yang mengandung nilai-nilai teladan, dan nilai-nilai kebajikan.
"Muhammadiyah harus menjadi contoh uswah hasanah, menjadi contoh sebagaimana nabi menampilkan uswah hasanah," ucap Haedar.
Dalam konteks ini, kita tidak boleh menjadi pasif, harus menampilkan dakwah al badiilah, memberikan narasi-narasi alternatif, yang membawa pesan-pesan islam yang damai, islam yang membawa pada keselamatan, Islam yang menebarkan kebajikan utama kepada siapa saja, kepada yang berbeda pilihan politik, beda suku agama, ras dan golongan.
"Kehadiran Islam harus menampilkan islam yang Ihsan, Islam yang melampui, Islam yang menebarkan keutamaan, bukan hanya pada kata dan retorika tetapi dalam tindakan nyata," ucap Haedar.
Haedar yakin, dengan kekuatan lembaga pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, dan jaringan organisasi yang sampai ke akar bawah, Muhammadiyah dapat terus menggelorakan Islam yang rahmatan lil ’alamin lewat membangun konstruksi keadaban yang uswah hasanah dan narasi-narasi alternatif sehingga bangsa ini tetap terjaga nilai-nilai moral dan keadabannya.
Pada akhir sambutnnya, Haedar berpesan agar umat islam dapat menggunakan media digital ini dengan kemampuan teknologi informasi yang canggih untuk membawa Indonesia pada Indonesia yang berkemajuan.
"Kami Muhammadiyah yang sudah memiliki pengalaman satu abad lebih yakin betul, bangsa ini banyak mutiara indah dan positif untuk kita bangun dibanding hal-hal yang negatif," pungkas Haedar.
Ketua Umum PP Muhammadiyah saat menerima kehadiran Presiden RI didampingi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendi, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, dan Rektor Uhamka Suyatno.
Hadir pula Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Ali Muchtar Ngabalin, dan Siti Ruhayani Zuhayatin.
Rombongan dari PP Muhammadiyah dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad dan Anwar Abbas, Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto, dan Bendahara PP Muhammadiyah Marpuji Ali. (adi)