Rela Makan Sisa Nasi, Penjual Sayur Keliling Ini Akhirnya Bisa Berhaji
Hemat, adalah kunci Sariati (57) dalam mewujudkan keinginannya untuk menunaikan rukun Islam ke-5, pergi berhaji. Bahkan Sariati rela makan nasi-nasi sisa. Nasi sisa itu ia peroleh dari pemberian tetangganya. Nasi ini lantas dikeringkan Sariati menjadi karak dan dimasak ulang untuk ia makan.
“Iya, agar bisa nabung saya hemat. Ada ibu ibu ngasih nasi sisa untuk dijemur, jadi karak, saya masak jadi bisa dimakan,” tuturnya saat ditemui, di Asrama Haji Embarkasi, Surabaya, Selasa, 31 Juli 2018.
Setiap hari, janda beranak satu ini berjualan sayur keliling memakai sepeda pancal. Ia biasa jualan ke kantor kantor yang ada di kota Tuban sejak tahun 1990an. Keinginan berhaji itu muncul sejak tahun 1995, salah satu pelanggannya menyarankan Sariati untuk menabung uangnya, agar dapat digunakan untuk daftar haji. Sariati pun mulai menyisihkan uang yang ia dapatkan, dan menyimpannya dibawah tikar dari pandan di rumahnya. Saat itu, tabungan awalnya hanya sebesar Rp. 2.500.
Keuntungan yang ia dapatkan dari hasil dagangannya tidak banyak. Dengan modal lima ratus ribu rupiah, keuntungannya hanya berkisar lima belas ribu hingga tiga puluh ribu rupiah per hari.
“Itu pun dagangan tidak selalu habis, masih ada sisa,” katanya.
Barulah pada dulu tahun 2000an, kata Sariati, keuntungannya mulai meningkat, berkisar Rp 50.000 perhari. Itu didapatkannya dari pelanggannya yang mempuyai usaha katering.
"Tapi tiga tahun ini ibunya sudah pensiun, tidak buat katering lagi, jadi tidak langganan dagangan saya,” keluh Sariati.
Setiap hari, ia menabung uang seadanya, setelah diambil dari sisa biaya makan dan biaya sekolah anaknya, antaraRp 3.000 hingga Rp 10.000. Ketika terkumpul uang dalam jumlah agak banyak sekitar RP 300.000, Sariati baru menyetorkan uangnya ke bank.
Tahun 2010, uangnya terkumpul 26 juta rupiah. Ia lantas gunakan uang itu untuk daftar haji. Untuk menutup ongkos naik haji (ONH), ia juga gunakan hasil dari dagangannya ini.
Melalui haji ini, Sariati berkeinginan menjadi haji yang mabrur. Kendati demikian, selepas pulang haji, Sariati kembali ingin berjualan sayur keliling sebagai mata pencaharian utamanya. (frd/amr)