Rela 5 Hari di Laut untuk Lasik di Rumah Sakit Mata Undaan
Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Peribahasa itu pantas disandangkan untuk Mujiati. Perempuan setengah baya itu rela melakukan perjalanan laut selama lima hari untuk mewujudkan cita-cita anaknya. Dia rela datang dari Sorong, Papua Barat menuju ke Surabaya dengan menggunakan kapal laut selama lima hari.
Adalah Mochammad Asad Sudrajat, remaja berusia 18 tahun yang punya cita-cita untuk menjadi anggota polisi. Namun sayangnya, untuk meraih cita-citanya itu ternyata tak semudah membalikkan tangan. Asad punya gangguan refraksi berupa mata silinder. Baik mata kanan maupun kiri Asad, silinder 1,75. Padahal untuk menjadi anggota Polri salah satu syaratnya adalah tak berkacamata.
Tahu anaknya yang kekeuh ingin menjadi anggota Polri, Mujiati tak menyerah dengan kondisi anaknya itu. Dia kemudian mengantarkan anaknya untuk periksa mata ke dokter di Sorong. Dia ingin memastikan jika gangguan refraksi yang dialami anaknya bisa disembuhkan dengan operasi Lasik. Selain itu dia juga ingin berkosultasi dengan dokter soal rumah sakit yang tepat untuk melakukan operasi gangguan refraksi.
Pilihan kemudian jatuh di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya. Pilihan ini selain rekomendasi dokter yang menganggap Rumah Sakit Mata Undaan adalah rumah sakit yang berpengalaman soal urusan mata, juga soal operasi Lasik. Pilihan ke Rumah Sakit Mata Undaan juga karena pertimbangan lokasi. Maklum, sebelum tinggal di Sorong Papua Barat, Mujiati kecil hidup di Lamongan, Jawa Timur. Ia kemudian bersama orang tuanya hijrah ke Sorong Papua Barat sekitar tahun 1983. Tak heran jika kemudian Mujiati kemudian memilih operasi Lasik untuk anaknya di Rumah Sakit Mata Undaan.
"Kebetulan orang tua saya sekarang kembali lagi ke Lamongan. Jadi sekalian pulang kampung," kata Mujiati kepada Ngopibareng.id beberapa waktu yang lalu.
Dia kemudian bercerita jika operasi Lasik sebenarnya tak asing lagi bagi dirinya. Sebelumnya, dia juga merawat anak yang sebenarnya masih terhitung keponakan. Si keponakan yang sudah dianggap anak ini juga mengalami gangguan refraksi. Padahal dia punya cita-cita ingin menjadi anggota TNI. Maka, operasi Lasik adalah jalan satu-satunya. Usaha untuk mengantar anak keponakan ini menjadi anggota TNI itu, ternyata tak sia-sia. Si anak kini telah menjadi anggota TNI. Bedanya, Lasik anak keponakan ini dilakukan di salah satu rumah sakit di Jakarta. Ini tentu agak memberatkan Mujiati dalam hal akomodasinya.
Terinspirasi oleh kakak keponakannya yang sudah menjadi anggota TNI, Asad pun kemudian bercita-cita menjadi anggota Polri. Apalagi dia bisa dianggap sebagai putra daerah Papua karena lahir dan dibesarkan di Sorong. Konon, ada prioritas tertentu untuk putra daerah Papua yang ingin menjadi anggota TNI-Polri.
Asad pun kemudian melakukan operasi Lasik di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya. Prosesnya singkat, dan tak menyakitkan.
Rumah Sakit Mata Undaan memang teruji soal operasi Lasik. Dokter-dokter mata di Rumah Sakit Mata Undaan teruji berpengalaman menjalankan beragam metode operasi Lasik. Lasik bisa dilakukan dengan metode Lasik Mikro, Lasik Femto dan Relex Smile Pro. Soal mana metode yang bisa dipilih, silakan berkonsultasi dengan dokter mata di Rumah Sakit Mata Undaan.
Advertisement