Rektor Untag: Meraih Kesuksesan Butuh Hard Skill dan Soft Skill
Rektor Untag Banyuwangi Andang Subahariyanto mengatakan pentingnya keseimbangan hard skill dan soft skill dalam meraih kesuksesan.
Berdasarkan riset pada orang-orang sukses, untuk meraih kesuksesan, tidak hanya dibutuhkan hard skill yang baik, namun juga dibutuhkan soft skill yang baik pula.
Andang menyampaikan hal itu kepada 204 wisudawan Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Sabtu, 14 Oktober 2023. Salah satunya wisudawan peraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00, yakni Hekmah Nurhayati, dari program studi pendidikan Bahasa Inggris.
Andang menyebut, dirinya selalu menekankan pada seluruh mahasiswa untuk mencapai dua hal selama menjalani perkuliahan. Yakni hard skill dan soft skill. Dia menyebut, keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tidak boleh hanya diperhatikan satu sisi saja. Sehingga dalam beberapa tahun terakhir, Untag Banyuwangi selalu melahirkan wisudawan dengan IPK 4,00.
“Dua sisi ini harus jalan. Manfaatkan betul-betul empat tahun perkuliahan untuk menggeber dan meraih dua hal ini,” tegasnya.
Ia menjelaskan, hard skill berhubungan dengan akademik seperti perkuliahan, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi. Untuk melengkapi hard skill, dibutuhkan soft skill, di antaranya, kepemimpinan dan integritas, komunikasi dan hal-hal yang mengarah pada talenta-talenta yang dimiliki individu.
“Saya yakin mereka yang siap dua-duanya (hard skill dan soft skill) memang punya kecerdasan. Jadi kalau mereka meraih soft skill, asumsi saya hard skill-nya juga menopang,” terangnya.
Dia mencontohkan wisudawan peraih IPK 4,00, Hekmah Nurhayati. Menurutnya, Hekmah sangat layak untuk mendaptkan IPK 4,00. Menurutnya, dari aktivitasnya sehari-hari memang sudah menunjukkan kemampuan yang dimilikinya. Dalam setiap event yang diselenggarakan Untag Banyuwangi, dia juga selalu aktif.
Tidak hanya itu, menurut Andang, Hekmah juga memiliki talenta yang menurutnya sangat penting untuk di tingkatkan, yakni sebagai master of ceremony. Selain memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kata dia, Hekmah juga memiliki suara bagus.
“Karena kuliah di pendidikan Bahasa Inggris sehingga kemampuan Bahasa Inggrisnya sangat menunjang. Kalau diasah, dia bisa meniti karier bukan hanya di dunia pendidikan,” katanya.
Dia kembali menegaskan, soft skill tidak boleh diremehkan. Karena dalam banyak riset-riset tentang orang-orang sukses, ternyata untuk meraih kesuksesan tidak cukup dibekali dengan hard skill saja.
Tidak cukup dengan raihan IPK yang baik, tapi juga butuh soft skill. Kemampuan soft skill ini tidak datang tiba-tiba, tetapi perlu dilatih.
“Bagaimana dia berkomunikasi dengan para pihak, bagaimana leadership-nya, integritas, bagaimana orang itu bisa mengemban kepercayaan dari para pihak. Itu soft skill,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Hekmah Nurhayati menyatakan, soft skill sangat mendukung hard skill yang dimilikinya. Dia menyebut, saat memasuki dunia kerja, tidak hanya dilihat dari segi prestasi. Tetapi juga dari sisi komunikasi. Bagaimana cara berbicara dengan orang yang baru.
“Alhamdulillah saya mendapatkan dua hal itu di sini,” kata gadis berusia 23 tahun ini.
Meraih IPK 4.00 bagi dirinya merupakan kepercayaan dan tanggung jawab besar yang diberikan oleh almamaternya. Gadis yang sudah diterima sebagai guru di sebuah sekolah swasta ini berkomitmen untuk mendedikasikan ilmunya kepada masyarakat.
“Semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat, apalagi saya sudah mengajar, jadi itu menjadi tanggung jawab saya untuk mempertanggung jawabkan nilai saya,” pungkasnya.