Rektor Asal Iran Kunjungi PP Muhammadiyah, Ternyata Ini yang Dibahas
"Saya percaya kita harus saling bekerjasama di masa depan, terutama dalam sains dan ilmu pengetahuan. Kita harus hidup saling menghormati perbedaan. Di antara muslim ini, kita memiliki tanggung jawab untuk melawan kekuatan dan arogansi, karena kita sama dan harus bersatu," kata Prof. Dr. Mukhtari
Rektor universitas lintas mazhab asal Republik Islam Iran Prof. Dr. Mukhtari mengaku takzim terhadap Muhammadiyah. Hal itu terjadi ketika ia berkunjung ke Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta.
Mukhtari yang datang, Selasa siang itu, didampingi oleh staf kedutaan besar Irak dan seorang ulama Sunni sekaligus qadhi (hakim) di wilayah Iran. Ia menyatakan harapannya untuk dapat bekerjasama dalam bidang pendidikan dengan Muhammadiyah.
"Saya senang. Sebab Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang unggul dan terkemuka di dunia islam," ujar Mukhtari.
Pada bagian lain ia mengatakan, "Saya percaya kita harus saling bekerjasama di masa depan, terutama dalam sains dan ilmu pengetahuan. Kita harus hidup saling menghormati perbedaan. Di antara muslim ini, kita memiliki tanggung jawab untuk melawan kekuatan dan arogansi, karena kita sama dan harus bersatu”.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti yang menerima kunjungan tersebut menegaskan, Mukhtari dan beberapa ulama Sunni yang datang bersamanya murni dalam rangka silaturahmi.
Sosok Profesor Mukhtari sendiri merupakan seorang rektor universitas untuk akademisi lintas mazhab di Iran yang memiliki reputasi dalam usahanya terhadap persatuan umat muslim lintas mazhab.
"Tidak ada kaitan dengan propaganda politik atau mazhab-mazhab tertentu. Kerjasama dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan. Ini kunjungan kehormatan, courtesy call, karena beliau mengapresiasi dan terkesan pada Muhammadiyah yang banyak berkiprah dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial," tegas Abdul Mu'ti.
Sosok Profesor Mukhtari sendiri merupakan seorang rektor universitas untuk akademisi lintas mazhab di Iran yang memiliki reputasi dalam usahanya terhadap persatuan umat muslim lintas mazhab. Kedatangannya ke Indonesia adalah dalam rangka kunjungan dan seminar di beberapa universitas di Indonesia.
Terkait dengan bentuk yang akan disepakati oleh Muhammadiyah dengan pihak universitas yang diampu Mukhtari, Abdul Mu'ti mengaku masih terbuka dan mempelajari perkembangannya.
"Belum ada kesepakatan dan teknis. Masih penjajakan.
Harapannya tentu untuk bisa melakukan kerjasama dalam bidang ilmiah antara universitas milik Muhammadiyah dan universitas di Iran," pungkasnya.(adi)
Advertisement