Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan Dikritik Terkait Gas Air Mata
Penyidik Gabungan Polri telah selesai menggelar rekonstruksi terkait tragedi Kanjuruhan di Lapangan Polda Jatim, Surabaya, Rabu 19 Oktober 2022, kemarin. Dalam rekonstruksi tersebut tak ada adegan penembakan gas air mata ke tribun penonton.
Rekonstruksi ini pun mendapatkan kritikan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) yang selama ini menjadi pendamping dari Tim Pencari Fakta (TPF) Gabungan Aremania.
Sekjend Federasi KontraS, Andy Irfan mengatakan bahwa tidak adanya reka adegan penembakan gas air mata ke tribun penonton ini adalah upaya dari pihak kepolisian untuk menghalangi penegakan hukum atau obstruction of justice.
“Berarti itu bukan rekonstruksi. Jika polisi dalam rekonstruksi hanya menggambarkan secara sebagian dari peristiwa yang utuh itu,” ujarnya pada Kamis 20 Oktober 2022.
Dalam agenda rekonstruksi yang dilakukan pada adegan 19 hingga 25, tersangka maupun saksi dari Brimob Polda Jatim memperagakan penembakan yang mengarah ke sentel ban di tribun selatan.
“Rekonstruksi harus dilakukan secara akun tabel dan transparan. Melibatkan segala pihak. Kami melihat bahwa sejak awal hingga hari ini polisi belum terbuka,” katanya.
Andy menambahkan bahwa dalam proses penyidikan polisi harus melibatkan seluruh pihak, tak terkecuali dari TPF Gabungan Aremania untuk bisa mengungkap fakta kejadian yang sebenarnya.
“Saya kira polisi mengetahui di mana kami (TPF Gabungan Aremania) berada. Di mana posko kami. Kami sangat terbuka untuk berkoordinasi dengan kepolisian terkait segala soal, termasuk pengungkapan fakta,” ujarnya.
Advertisement