Rekonsiliasi, Ganjar Jamu Eks Teroris dan Korban Ledakan Bom Solo
Seorang mantan teroris yang juga mantan anak buah gembong teroris Bahrun Naim, Munir mendatangi Ipda Bambang Adi Cahyanto di Solo untuk meminta maaf, Kamis 4 November 2021.
Munir adalah mantan teroris anak buah Bahrun Naim. Kerjanya adalah penggalang dana, dan salah satu dananya digunakan teroris Nur Rohman melakukan aksi pengeboman di Polres Surakarta pada 2016 silam. Korban dari ledakan bom Nur Rohman itu adalah Ipda Bambang. Salah satu mata Ipda Bambang mengalami luka serius akibat kejadian itu.
Usai pertemuan yang digelar di Solo, Ipda Bambang dan Munir diundang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ke rumah dinasnya. Keduanya diajak ngobrol, tentang cerita-cerita masa lalu dan proses rekonsiliasi itu.
Kepada Ganjar, Munir mengatakan bahwa sudah niat untuk minta maaf ke Bambang sejak dirinya dipenjara. Melalui proses perenungan dan hal-hal yang ia dapatkan selama 4 tahun di penjara, ia menyatakan penyesalan yang dalam. Ia menyatakan diri untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi dan ingin meminta maaf ke Bambang dan masyarakat Indonesia.
"Saya saat dipenjara sadar, bahwa apa yang saya lakukan salah. Saya juga disadarkan saat bapak saya, matanya terkena sesuatu dan luka berat. Saya merasa Tuhan sedang membalas perbuatan saya. Dari situ saya sadar, saya sangat menyesal," kata Munir.
Munir kemudian ingin menemui Bambang dan meminta maaf. Bahkan, ia mengatakan rela matanya dilepas untuk mengganti mata Ipda Bambang yang saat itu diketahuinya terluka. Namun, saat pertemuan terjadi, mata Ipda Bambang sudah sembuh.
"Saya janji waktu itu, saat pulang (bebas), saya akan menemui pak Bambang. Bahkan kalau matanya belum sembuh, pak Bambang boleh ambil mata saya. Saya janji, karena saya harus membayar itu. Semoga pak Bambang dan keluarga memaafkan saya dan Allah mau mengampuni saya," jelas Munir sambil berkaca.
Ganjar pun menanyakan pada Ipda Bambang kondisi matanya. Ipda Bambang mengatakan saat ini matanya sudah sembuh dan sudah bisa melihat dengan normal kembali. "Mata saya sudah sembuh Pak, masih bisa melihat dan sehat," jawabnya.
Ganjar pun menanyakan kenapa Ipda Bambang mau menemui Munir dan memaafkan perbuatannya. Sebab dulu, akibat Munir juga, dirinya harus mengalami hal yang tidak diinginkan. Ganjar pun menanyakan, kenapa Ipda Bambang tidak ingin balas dendam.
"Saya sama sekali tidak ingin membalas. Karena selepas kejadian itu, dari keluarga saya sudah berpesan, saya harus ikhlas. Jadi sebelum ketemu Mas Munir dan rekonsiliasi hari ini, saya sudah mengikhlaskan. Saya tidak menyangka akan seperti ini, jadi sebelum mas Munir ketemu saya, saya sudah legowo dan memaafkan," kata Ipda Bambang.
Menurutnya, tidak ada hal yang membuat dirinya tidak memaafkan Munir. Pertemuan hari ini sangat bermanfaat untuk perdamaian Indonesia.
"Yang bersangkutan juga sudah mengakui kesalahannya, berjanji tidak akan mengulangi lagi dan mau bekerjasama dengan kami untuk membangun perdamaian. Jadi saya sudah ikhlas," terangnya.
Ganjar juga meminta Munir memberikan pesan pada masyarakat Indonesia khususnya anak muda agar tidak terjerumus dalam lembah hitam terorisme. Munir menerangkan, masyarakat khususnya anak muda untuk waspada dan tahu batasannya sendiri.
"Banyak yang terpapar di medsos, jadi semua harus lebih peduli pada dirinya sendiri. Lebih terbuka pada orang-orang sekitar khususnya keluarga inti. Karena masalah hubungan keluarga yang buruk, bisa berdampak pada anak-anak dan mereka menjadi sangat rentan," kata Munir.
"Anak muda harus lebih waspada dalam menerima informasi, baik informasi di medsos atau secara langsung. Jangan sampai berita-berita hoaks dan brain washing dari mereka bisa mempengaruhi. Dan yang paling penting adalah pendekatan keluarga dan lingkungan sekitar," ucap Ipda Bambang.
Ganjar sendiri begitu bangga dan mengapresiasi adanya rekonsiliasi ini. Bahkan, ia merasa merinding mendengar cerita dan pengakuan Munir dan legowonya Ipda Bambang memaafkan perbuatan Munir yang pernah membuatnya terluka.
"Saya merinding. Dua orang yang dulunya berseberangan, mereka hari ini bertemu. Mas Munir cerita panjang soal kisah hidupnya, kita belajar bagaimana ia kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Mendengar ceritanya, kita semua harus waspada. Karena saya sebagai orang tua yang punya anak sekaligus diamanahi jadi pemimpin, saya belajar banyak dari beliau," katanya.
Sementara dari Ipda Bambang, Ganjar juga belajar tentang ikhlas. Ia yang dulu jadi korban, bisa bertemu dan ikhlas memaafkan. "Dan hari ini keduanya bertemu. Mereka berdua saling memaafkan. Kita belajar banyak dari keduanya," jelasnya.
Dari obrolan itu Ganjar mengajak seluruh masyarakat untuk belajar. Jangan pernah sekali-kali masuk dan terlibat dalam dunia terorisme.
"Kita harus menjaga rasa kemanusiaan dan saling menghormati. Semoga tidak terjadi lagi di kemudian hari. Alhamdulillah, dua orang ini bisa rukun dan bertemu kembali. Jangan coba ikut dan terlibat. Jaga keluarga inti tetap harmoni. Karena kalau tidak, itu sangat rentan dan bisa jadi target kelompok-kelompok terorisme di luar sana," pungkasnya.