Rekomendasi Wisata Religi di Mojokerto, Ada Makam Kiai Tiban
Mojokerto terkenal sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang kaya akan destinasi wisata. Tak hanya banyak, variasi jenis wisata yang ada di Mojokerto juga sangat beragam. Mulai dari wisata alam, wisata edukasi, wisata sejarah, wisata budaya, hingga wisata religi.
Jika kamu ingin melakukan perjalanan wisata dan membutuhkan inspirasi destinasi baru, objek-objek wisata religi di Mojokerto bisa jadi salah satu alternatif pilihan wisata yang tidak kalah seru. Berikut beberapa rekomendasi tempat wisata religi di Mojokerto yang bisa jadi pilihanmu.
Di Mojokerto banyak sekali ulama penyebar Islam sekaligus pejuang kemerdekaan RI. Beberapa ulama tersebut merupakan pendatang, ataupun memang asli berasal dari Mojokerto.
Bagi pecinta wisata religi dan sejarah Islam, bisa mengunjungi beberapa makam tokoh penyebar Islam. Beberapa di antaranya bahkan berkontribusi bagi kemerdekaan RI.
Makam Kiai Musthofa ‘Kiai Tiban’
Kiai Musthofa wafat pada 27 September 1955. Jenazahnya dimakamkan di belakang Masjid Al Musthofa. Meski begitu, keharuman namanya masih terus dikenang. Haulnya rutin diperingati para santri maupun anak cucu santri di Masjid Al Musthofa.
KH Moh Musthofa atau KH Musthofa yang memiliki julukan ‘Kiai Tiban’ memiliki kontribusi penting bagi perkembangan Tarikat Qadariyah Naqsabandiyah dan kemajuan pendidikan Mojokerto dan sekitarnya hingga saat ini.
Makam Troloyo Sayyid Jumadil Kubro
Makam Syekh Jumadil Kubro banyak dikunjungi para peziarah. Tak hanya datang dari wilayah Mojokerto saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek Makam Troloyo.
Komplek Makam Troloyo yang terletak di Desa Sentonorejo Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto sudah ada sejak abad ke 14.
Makam Mbah Agung Jabung
Makam Mbah Ageng Jabung terletak di Desa Lebak Jabung Kecamatan Jatirejo. Makam ulama penyebar agama Islam dari negeri Persia yang bernama Sayyid Abdurrahman.
Beliau merupakan tokoh agama sekaligus ahli nujum pada zaman kerajaan Majapahit. Ditemukan pertama kali pada tahun 1910 oleh tokoh masyarakat setempat yang bernama KH Nawawi.
Puncak kunjungan peziarah terjadi pada saat malam Jumat Legi dan setiap malam Jumat Pahing. Pada bulan shafar, diadakan acara haul Mbah Ageng (Sayyid Abdurrahman).
Ada cerita unik pada saat haul, jika haul diadakan tidak pada bulan shafar maka terjadi hujan terus menerus dari sore sampai acara haul selesai, dan jika dilakukan pada bulan tersebut tidak terjadi hujan.
Makam Abah Yat atau KH Ahyat Halimy
Kini KH Ahyat Halimy atau Abah Yat di makamkan di Jalan KH Wachid Hasyim No 41 Kota Mojokerto. Makam dengan batu nisan berbalut kain putih itu berada di antara asrama santri, persis di sebelahnya terdapat musala Al Muttaqin.
Komplek makamnya berada di lingkungan Ponpes Sabilul Muttaqin. Abah Yat mendirikan pesantren mulai 29 April 1964 yang diawali dengan Surau di Jalan Miji (sekarang Jalan KH Wahid Hasyim) No. 36 milik ayahnya, dia membangun menjadi Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin.
Advertisement