Rekom Surabaya Diundur, Waktunya Konsolidasi PDIP Surabaya
Keputusan rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan untuk Kota Surabaya kembali diundur. Bukan diumumkan pada hari ini Selasa 11 Agustus 2020. Melainkan di tahap-IV yang belum ditentukan waktunya.
Rekomendasi PDIP untuk kota Surabaya dikabarkan akan diberikan kepada Whisnu Sakti Buana dan Eri Cahyadi. Meski hingga saat ini, belum ada bocoran tertulis terkait hal itu.
Jika memang benar dijatuhkan kepada Whisnu-Eri, pengunduran waktu ini merupakan strategi dari PDIP dalam pemilihan Walikota Surabaya. Hal itu diungkapkan oleh pakar politik Universitas Airlangga Suko Widodo.
Menurut Suko, pengunduran pengumuman untuk Kota Surabaya ini kemungkinan untuk meminimalisir resiko. Di samping kemungkinan masih berlangsung konsolidasi Internal.
"Sudah bukan rahasia lagi kalau ada konflik tersembunyi yang terjadi di internal PDIP Kota Surabaya. Sehingga, PDIP kota Surabaya akan bersatu dalam menghadapi pemilihan Walikota Surabaya. Makanya diberi waktu untuk konsolidasi dulu," kata Suko, Selasa 11 Agustus 2020.
Sebab, menurut Suko, bukan rahasia lagi bahwa di PDIP Surabaya ‘terpolarisasi’ menjadi 3 faksi. Yakni faksi Tri Rismaharini, faksi Whisnu Sakti Buana dan Faksi Bambang DH.
Sehingga pasangan Whisnu-Eri bisa menjadi jawaban untuk menyatukan faksi-faksi yang ada di internal partai berlogo banteng tersebut. Khususnya di Kota surabaya.
Bagaimana bisa? Suko mengatakan jika Whisnu merupakan sosok penting di PDIP kota Surabaya. Pernah menjabat sebagai Ketua DPC, Whisnu yang kini menjadi Wakil Walikota merupakan sosok yang disegani di banyak cabang dan ranting PDIP Kota Surabaya. Sehingga ceruk pemilih PDIP akan terwakili oleh Whisnu.
Sedangkan untuk Eri Cahyadi, adalah untuk mengambil ceruk pemilih yang suka dengan kinerja Risma sebagai walikota dua periode. Eri dianggap otak di balik pembangunan Surabaya dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal yang selalu dibanggakan oleh Risma. Menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembanggunan Kota (Bappeko), Eri disebut merupakan anak emas Risma yang akan melanjutkan proyek-proyek pembangunan di Kota Pahlawan.
Sehingga, pemilihan Eri merupakan cara PDIP untuk mengambil ceruk pemilih yang memang suka dengan kinerja Risma, yang kini diwakili oleh Eri Cahyadi.
Selain untuk konsolidasi partai, Suko mengatakan bahwa pengunduran jadwal pengumuman rekomendasi untuk Kota Surabaya, adalah untuk memberikan waktu kepada Eri untuk mengubah statusnya dari ASN menjadi politisi.
"Jika mas Eri yang dapat rekomendasi, setidaknya pengunduran itu bisa juga sebagai strategi proses menyiapkan pengalihan status ASN ke politisi," pungkasnya.
Advertisement