Reklamasi, Meikarta, dan Jebakan Batman
Sudah begitu banyak suara miring yang menyoal proyek Relamasi Pantai Utara Jakarta maupun mega proyek Meikarta. Dua proyek dalam kategori bisnis properti raksasa ini, investasinya sangat besar yang diikuti oleh keuntungan yang besar pula. Diributkan, karena kedua proyek ini menyimpan sejumlah masalah yang memancing berbagai pertanyaan.
Kesan yang kuat muncul ke permukaan, kedua proyek ini sama-sama menyimpan misteri atau bisa dibilang tertutup untuk diketahui publik yang ingin melakukan audit sosial-kultural secara rinci. Tentunya yang menjadi rujukan adalah persoalan azas manfaat yang bermuara pada pertanyaan; pembangunan ini untuk siapa, oleh siapa, dan untuk apa?
Terus terang, untuk kali ini saya tidak akan membedah masalah yang ada di dalam perut proyek atau mempertanyakan masalah-masalah yang berkaitan dengan persoalan di balik ketidakterbukaan pengelola proyek terhadap sejumlah hal. Seperti kontroversi masalah status legalnya, juga pertanyaan mengapa tak diperbolehkan wartawan datang bahkan mendekat area proyek untuk meliput. Benarkah proyek ini banyak manfaatnya ketimbang mudharatnya? Inikah ekspresi politik Nawacita dan Trisaktinya Jokowi? Dan lain sebagainya.
Untuk itu, saya mencoba membaca apa sebenarnya yang ada dalam benak Presiden Jokowi. Seperti ketika Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan tampil pasang badan untuk masalah Reklamasi maupun Meikarta. Bapak Presiden kah yang menyuruh dan menugaskan Jenderal Luhut agar mengatakan GO..GO..GO... untuk kedua mega proyek dengan investasi puluhan billion dolar AS ini?
Dalam upaya menemukan jawaban dari sejumlah pertanyaan di atas, saya sambut ajakan Jenderal Luhut yang meminta agar masyarakat lebih berpikir positif dan visioner. Tidak ber-suudzon-ria dengan memperuncing perbedaan, ribut menyoal berbagai masalah yang berangkat dari pandangan lewat kacamata serba negatif-rasialis. Itulah sebabnya kepada bos pengembang proyek Meikarta, James Ryadi, Luhut justru sangat berterimakasih telah berinvestasi dengan jumlah yang besar, 20 billion dolar AS. Hal yang sama tentunya dilakukan kepada Mr. Aguan, bos pengembang proyek reklamasi.
Ajakan yang ‘simpatik’ dan jauh dari aroma rasialisme ini perlu kita hargai. Tapi tidak harus diartikan melarang kita untuk mengajukan sejumlah pertanyaan. Dan menjawab pertanyaan di atas, menurut saya, sangat penting. Karena jawaban yang tidak memuaskan masyarakat akan berdampak cukup serius terhadap naik dan turunnya elektabilitas Presiden Jokowi, jika memang beliau berniat maju lagi sebagai calon presiden pada Pilpres 2019.
Saya yakin, jutaan rakyat dari Sabang sampai Merauke pasang mata dan telinga untuk terus mengikuti hingga akhir, bagaimana Jokowi bersikap terhadap berbagai protes masyarakat seputar Reklamasi dan Meikarta. Karena mega proyek Reklamasi dan Meikarta ini merupakan proyek yang secara ekonomi pasti akan makin memperkaya para konglomerat pemilik proyek. Namun secara politik, bukan tidak mungkin akan menjadi beban yang memberatkan langkah Jokowi dipilih kembali sebagai Presiden untuk kedua kalinya.
Para pendukung yang pada Pilpres 2014 gandrung kepada Jokowi karena terbeli hati dan pikirannya oleh program Nawacita dan Trisakti, menjadi kehilangan orientasi dan pegangan politik-ideologi. Maka mencari figur pemimpin alternatif pun merupakan hal yang sangat mungkin terjadi.
Namun, semua kekhawatiran ini akan lenyap andai saja kinerja tim ekonomi dalam Kabinet Kerja Jokowi menyuguhkan hasil capaian yang ekstra gemilang. Sayangnya, dengan realita ketidakkompakan yang dipertontonkan, dan hasil kerja yang tidak maksimal, bukan tidak mungkin masalah Reklamasi dan Meikarta bisa berkembang menjadi isu politik yang merugikan. Sangat mujarab untuk diolah menjadi isu pro Aseng-Asing yang akan memberatkan langkah Jokowi untuk kembali terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2019.
Saya yakin Pak Jokowi pasti sudah memperhitungkan semua ini dengan baik. Asal jangan hitungan lahir dari sikap over confident yang berpotensi membuka peluang tersebarnya ranjau, dan jebakan Batman di mana-mana!
**Erros Djarot - Dikutip sepenuhnya dari laman Watyutink.com
Advertisement