Rekam Jejak Beda Idul Fitri antara Pemerintah dan Muhammadiyah
Penetapan Idul Fitri 2023 atau 1 Syawal 1444 Hijriah diprediksi tak serempak antara pemerintah dengan Muhammadiyah. Di mana Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H akan jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Sementara pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) bakal menggelar sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1444 H, Kamis, 20 April lusa.
Perbedaan penetapan 1 Syawal ini bukan peristiwa baru bagi masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan ada dua penentuan awal puasa di Indonesia, yakni metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan). Untuk penentuan yang didasari pergerakan bulan, ilmu astronomi bisa menetapkan kapan awal puasa dan Lebaran jauh hari sidang Isbat awal puasa.
Pemerintah Indonesia kini memakai kriteria Imkan Rukyat (visibilitas hilal) dengan kriteria MABIMS yakni tinggi minimal hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat yang disingkat (3-6,4).
MABIMS merupakan gabungan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Beberapa kali terjadi perbedaan dalam menentukan perayaan hari besar umat Islam ini. Demikian informasi yang dihimpun dari berbagai sumber.
Pada 2011, Muhammadiyah merayakan Idul Fitri pada 30 Agustus, sementara pemerintah menetapkan salat Id jatuh pada 31 Agustus.
Pada 2007, Muhammadiyah dan pemerintah lagi-lagi beda pendapat mengenai penentuan perayaan Lebaran. Muhammadiyah merayakannya pada 12 Oktober. Sehari kemudian pemerintah baru melangsungkan Lebaran.
Muhammadiyah pada 2006 juga lebih dulu merayakan Idul Fitri, yaitu pada 23 Oktober 2006. pemerintah menetapkan pada 24 Oktober.
Perbedaan Lebaran juga terjadi pada 2002. Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1423 Hijriah, Jumat 6 Desember 2002. Sementara Muhammadiyah sudah berlebaran terlebih dulu, Kamis 5 Desember 2002.
Pada 1998, Muhammadiyah merayakan Idul Fitri lebih dulu tanggal 29 Januari. Pemerintah menetapkan keesokan harinya atau 30 Januari.