Rehabilitasi Medik Pertama di Indonesia Timur yang Pakai Robotik
Merayakan hari jadinya ke-10 tahun, National Hospital (NH) Surabaya membuka empat center of excellent sekaligus yaitu, Chevalmed, Daps (Dermatology Aestetic Plastic Surgery) yang berkolaborasi dengan NMW Clinic, Gastro and Liver serta, Stroke and Rehabilitotion center.
Salah satu center yang mencuri perhatian karena menggunakan alat yang baru ada di RS Indonesia bagian timur adalah Stroke and Rehabilitation Center. Pusat rehabilitasi ini menggunakan robotik untuk terapi pasien. Alat ini didatangkan langsung dari Swiss.
Kepala Departemen Rehabilitasi Medik NH, Dokter Stefanie Sp.KFR mengatakan, ada tiga robot yang difungsikan untuk membantu terapi jalan pasien stroke.
"Robot kami untuk latihan jalan ada tiga, pertama alat untuk stimulasi otot yang lemah karena stroke atau penyakit lainnya yang bisa mengganggu fungsi jalan. Ketika kekuatan otot sudah bertambah baru akan diterapi di robot kedua Lokomat Harnest. Pasien dimasukkan ke kerangka robot untuk menstimulasi kakinya berjalan," terangnya Senin, 12 Desember 2022.
Lanjutnya, pada alat atau robot kedua ini pasien akan dibantu untuk menurunkan berat badan (BB), supaya kakinya bisa menopang tubuhnya.
"Untuk robot yang ketiga akan membantu pasien berjalan hingga 2 ribu langkah, tentunya setelah diterapi dengan robot pertama dan kedua," imbuh dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi ini.
Menurutnya, terapi dengan robotik ini sangat diperlu dilakukan. Sebab, jika hanya mengandalkan fisioterapi, mereka akan kelelahan terlebih dahulu sebelum terapinya berjalan maksimal.
"Kalau dilatih manual, minimal membutuhkan tiga orang fisioterapi untuk satu pasien. Itu pun ada kelemahannya karena fisioterapinya akan keburu capek duluan. Di sini kami menggabungkan robotik dan manual, satu alat satu fisioterapi," tambahnya.
Saat ditanya mengenai harga melakukan terapi dengan robotik ini, dokter Stefanie tak bisa menjelaskan dengan gamblang. Karena setiap pasien memiliki kondisi berbeda dan terapi yang dianjurkan juga tidak sama antara satu dan yang lainnya. Jadi harus melewati pemeriksaan terlebih dahulu.
Selain pasien stroke, terapi dengan robotik ini juga bisa digunakan untuk pasien dengan gangguan fungsi mobilisasi berjalan, bergerak, berbicada bahkan menelan.
"Secara penelitian mengombinasikan terapi robotik dan manual hasilnya lebih baik daripada hanya terapi secara manual," tandasnya.