Rehab Rumah Tak Layak Huni Capai 1.041.894 Unit
Pembangunan rumah warga miskin yang tidak layak huni di Jawa Tengah sejak 2013 telah mencapai lebih dari satu juta unit. Dana disokong secara gotong royong dengan sejumlah pihak, termasuk Badan Amil Zakat Infaq dan Sodaqah (Baznas).
Sub Koordinator Perumahan Swadaya Disperakim Provinsi Jawa Tengah, Maharani Trihapsari menuturkan rehab rumah tidak layak huni RTLH telah mencapai 1.041.894 unit.
Waktu Ganjar awal menjabat, kata dia, jumlah RTLH di Jateng sebanyak 1,682 juta. Setelah digenjot dengan dana gotong royong, jumlahnya menyusut hingga 640.838 unit pada akhir Desember 2022.
Pembangunan RTLH ini menggunakan dan dari berbagai sumber. Dari APBD Pemprov Jateng, APBN pemerintah pusat, APBD pemerintah kabupaten kota, Baznas Jateng dan kab/kota, dan sumbangan CSR berbagai perusahaan.
Tiap warga menerima jumlah yang berbeda-beda. Mulai dari Rp12 juta hingga Rp50 juta, bergantung sumber anggarannya.
"Bantuannya sudah diterimakan berupa material. Jadi tinggal membangun," paparnya.
Rani menyebut, program pembangunan RTLH sudah sesuai sasaran. Sebab, selain pendataan, juga dilakukan verifikasi dan validasi.
"Kami pastikan yang menerima bantuan memang sesuai sasaran. Karena data yang masuk akan diverifikasi dan validasi," tegasnya.
Ketua Baznas Jawa Tengah KH Ahmad Daroji mengatakan, Baznas sudah lama bekerjasama dengan Pemprov Jateng dalam program-program pengentasan kemiskinan. Sebanyak 60 persen dana zakat digunakan untuk membantu fakir miskin. Rinciannya, 20 persen bantuan konsumtif dan 40 persen bantuan produktif.
Daroji menjelaskan sinergi dengan pemerintah daerah dalam pengentasan kemiskinan juga dilakukan Baznas kabupaten/kota. Salah satu caranya lewat pembangunan rumah tidak layak huni.
“Melalui dana zakat, di Jawa Tengah setiap tahun ada sekitar 15 ribu warga dientaskan dari kemiskinan,” katanya.
Dalam memberikan bantuan, Baznas tidak melihat latar belakang, kelompok, atau afiliasi politik warga.
"Jadi diberikan Baznas Itu orang miskin. Tak ditanya kamu partainya apa? Enggak. Yang ditanya itu miskin atau tidak. Bantuan rumah itu karena dia miskin tak bisa perbaiki rumah," kata dia.