Regulasi Unbound Gravel Berubah, Larang Penggunaan Aero Bar
Balapan gravel yang memang sedang marak di Amerika Serikat ini mulai mewabah ke penjuru dunia lainnya. Termasuk Indonesia. Tentu, segala regulasi muncul dari negeri Paman Sam dan diikuti oleh seluruh penyelenggara balapan gravel.
Di Amerika Serikat sendiri, balapan gravel paling akbar adalah Unbound Gravel. Yang diadakan di kota Emporia, Kansas.
Even ini diikuti oleh ribuan peserta dari seluruh dunia. Bahkan ada beberapa dari Indonesia. Mereka memiliki berbagai kategori. Yang paling ekstrem adalah Unbound Gravel XL yang menempuh jarak 350 mil atau setara 560 km.
Selain itu ada yang kategori 100 mil (160 km) dan 200 mil (320 km). Nah, karena jarak yang jauh dengan medan gravel non aspal, maka banyak pesertanya yang menggunakan aero bar.
Agar posisi berkendara jadi lebih rebah dan nyaman untuk tubuh. Penggunaan aero bar ini sudah lama dibiarkan oleh panitia. Tetapi, karena peserta Unbound Gravel ini kian tahun kian banyak, membuat panitia meregulasinya.
Mulai tahun 2023 ini, penggunaan aero bar dilarang. Menurut penyelenggara, penggunaan aero bar ini membahayakan.
Karena jalanan yang tidak rata serta cyclist yang berpeloton, bisa membuat kecelakaan ketika ada yang lengah. Pasalnya, saat posisi badan aero bertumpu pada aero bar, tangan harus berpindah ke handlebar untuk meraih rem guna menghentikan laju sepeda.
Pemenang Unbound Gravel 2022, Ivar Slik menggunakan aero bar di Wilier Rave SLR -nya. Begitu pula Mat Stephens juga menggunakan aero bar saat memenangkan Unbound Gravel 2017.
Tetapi, Ian Boswell, pemenang Unbound Gravel 2021, membuktikan diri tidak perlu menggunakan aero bar ini.
UCI (Uni Sepeda Internasional) sudah mulai tegas dalam penggunaan aero bar ini. Mereka melarang aero bar di balapan aspal. Dan secara resmi sudah tertera di article 1.3.022 tentang penggunaan handlebar.
Selain ada regulasi soal handlebar terutama aero bar, Unbound Gravel 2023 juga mengubah regulasi saat start. Untuk kelas Men Elite akan diberangkatkan 10 menit sebelum peserta umum.
Sedangkan peserta Women Elite akan diberangkatkan dua menit setelah peserta Men Elite. Lantas delapan menit setelah Women Elite berangkat, baru peserta umum dilepas.
Dengan adanya pemisahan ini, akan memudahkan media untuk meliputnya. Sekaligus tidak merepotkan pembalap harus berjibaku dengan cyclist peserta kategori umum.