Regional 4 SHU Genjot Kinerja dengan Tiga Strategi Unggulan
Regional Indonesia Timur Pertamina Subholding Upstream (SHU) menerapkan tiga strategi unggulan untuk memperkuat operasional eksplorasi dan produksinya.
Strategi ini fokus pada mendukung ketersediaan energi nasional, mendorong transisi energi, dan mengoptimalkan bisnis baru.
Itu disampaikan Direktur Regional Indonesia Timur Muhamad Arifin dihadapan 104 awak media dalam kegiatan Media Gathering di Bandung, Minggu sampai Selasa 2-5 Juni 2024.
Strategi ini telah terlihat hasilnya di kuartal I/2024 dimana Regional Indonesia Timur mencatatkan kinerja baik yakni produksi minyak 82,582 BOPD dan gas 622,441 MSCFD.
Dia menjelaskan, operasi industri migas saat ini menghadapi tantangan yang semakin ketat, baik dari kondisi geopolitik, investasi dan peraturan lingkungan yang semakin ketat.
Regional Indonesia Timur juga menghadapi keunikan lain berupa kondisi geografis yang luas dan terpecah ke beberapa pulau dengan karakteristik stakeholder yang beranekaragam.
"Tantangan ini kami ubah menjadi peluang dengan menerapkan tiga strategi ini, dengan demikian kami percaya akan mendapatkan hasil terbaik untuk memenuhi tugas kami sebagai pendukung ketersediaan energi nasional,” ujar Arifin.
Strategi yang diterapkan menyusul pencapaian membanggakan Regional Indonesia Timur sepanjang tahun 2023. Dimana perusahaan mencatat produksi minyak 89, 255 BOPD, produksi gas 606,2 MMSCFD, pengeboran tiga sumur development, pengeboran lima sumur eksplorasi, cadangan P1 sebesar 83,64 MMBOE.
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, strategi memenuhi target produksi diterapkan dengan melakukan optimasi lapangan brownfield dan menggenjot produksi melalui sumur development dan workover.
Selain itu, Regional Indonesia Timur juga memiliki peluang dari lapangan baru. “Jadi kalau berbicara sustainability, bisnis di Regional Indonesia Timur ini bagus karena berkesinambungan,” tambah Arifin.
Kedua, mendukung transisi energi sebelum akhirnya energi bersih dapat menjadi supplier utama pemenuhan kebutuhan energi.
Dalam fase transisi energi ini, natural gas memegang peranan penting karena keberadaannya yang dipandang sebagai energi fosil paling bersih.
“Cocok dengan lapangan di Regional Indonesia Timur yang banyak menghasilkan gas, terutama untuk lapangan yang berada di kawasan timur seperti Sulawesi dan Papua,” ujar Arifin.
Strategi ini termasuk juga upaya komersialisasi gas dari lapangan marginal dan stranded gas dari beberapa sumur yang dulunya tidak termanfaatkan dengan maksimal.
Pemanfaatan stranded gas ini dilakukan untuk menopang keekonomian lapangan. Stranded gas dikembangkan menjadi Compressed Natural Gas (CNG) untuk memasok industri kecil di Jawa Timur seperti rumah makan atau pabrik berskala kecil menengah.
Strategi terakhir yakni mulai melakukan inovasi dari new business dan memperkuat faktor pendukung.
Implementasinya adalah melakukan cost optimization dan operational excellence, transformasi sistem dan digitalisasi, melakukan sinergi dengan entitas Pertamina lainnya di luar Regional Indonesia Timur, dan komersialisasi produk.
Di hadapan seluruh media yang hadir, Arifin menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas dukungan media terhadap operasi perusahaan.
“Bagi kami media bukan hanya mitra, tapi juga memegang peranan strategis sebagai penyambung antara perusahaan dengan pemangku kepentingan lainnya, sehingga operasi migas di wilayah timur ini dapat berjalan dengan aman dan lancar demi mewujudkan ketersediaan energi menuju Indonesia Emas,” jelasnya.
Advertisement