Refleksi Akhir Tahun: Soekarwo tak Mampu Bangun Legacy di Jatim
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengaku sangat bersyukur bisa melalui tahun 2018 dengan cukup baik. Provinsi Jawa Timur juga semakin banyak memiliki kepala daerah bupati/walikota yang hebat. Partisipasi para ulama, kiai, tokoh dan masyarakat juga sangat baik.
"Kita bersyukur punya kepala daerah hebat. Kita punya Walikota hebat seperti Bu Risma (Tri Rismaharini, Walikota Surabaya). Kita juga punya Mas Anas (Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi). Mereka ini telah mengabdi dengan baik sehingga ikut menopang kemajuan Jatim," kata Gus Ipul pada wartawan, Senin 31 Desember 2018.
Selain memiliki bupati/walikota yang hebat, kemajuan Jawa Timur juga ditopang partisipasi masyarakat. "Kita bangga pada masyarakat Jatim yang selalu ngomong apa adanya punya budaya terbuka sehingga kalau ada masalah disampaikan melalui berbagai forum pengajian hingga tingkat RT/RW," ujar Gus Ipul.
Bentuk partisipasi kongkrit dari masyarakat juga terlihat dari maju dan berkembangnya sektor UMKM. Budaya masyarakat yang tak kenal lelah menjadikan kemajuan di bidang ekonomi bisa dirasakan.
Memasuki tahun 2019, Gus Ipul mengatakan bahwa masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Tantangan itu di antaranya adalah penyediaan lapangan pekerjaan dan hadirnya SDM yang terampil.
"Tantangan kita justru yang banyak menganggur adalah lulusan sekolah keterampilan. Ini PR Pemerintah ke depan yang saya harapkan bisa diselesaikan," kata Wakil Gubernur dua periode ini.
Dalam membangun Jawa Timur, menghadirkan investor saja tidaklah cukup. Yang perlu didorong saat ini adalah memperluas usaha non fasilitas dari Pemerintah.
"Saya bersyukur selama 10 tahun ini bisa ikut secara langsung dalam proses membangun Jawa timur sebagai wakil gubernur.
Banyak pengalaman, banyak keliling di daerah sehingga bisa mengetahui lebih jauh tentang persoalan-persoalan yang ada," kata Gus Ipul.
Selama dua periode menjabat wakil gubernur, Gus Ipul mengaku setidaknya tiga persoalan utama yang juga harus dihadapi yakni sektor pemerintahan, ekonomi dan sosial.
Di sisi Pemerintahan, perlu dihadirkan birokrat yang tidak hanya bekerja sesuai ketentuan tapi juga sanggup berinovasi.
Persoalan Sosial juga masih ada beberapa pekerjaan rumah di antaranya untuk menanggulangi kemiskinan. Begitu juga sektor Ekonomi juga perlu dipertajam upaya menyambungkan UMKM dengan usaha besar.
"Saya berterimakasih diberi kesempatan mengabdi sebagai wakil gubernur dan didukung dengan baik oleh masyarakat luas baik melalui ulama tokoh agama, budayawan, seniman pelaku UMKM serta kekuatan lain masyarakat yang itu semua sungguh sangat berharga," kata Gus Ipul.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga menyampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan selama menjalankan tugas sebagai wakil gubernur.
Gus Ipul menyadari, selama sepuluh tahun terakhir belum ada legacy yang bisa dijadikan pertanda keberhasilan. Sebagai wakil, dirinya juga belum mampu mewujudkannya, karena sebagai wakil, harus mengikuti apapun keputusan gubernur.
"Itu norma yang harus dipegang seorang wakil gubernur. Yang saya menyesal, selama 10 tahun ini, kami tidak menghadirkan legacy yang kongkrit yang nyata yang bisa dijadikan pertanda atau pembeda yang bisa jadi icon," kata Gus Ipul.
Selama menjabat wakil gubernur, Gus Ipul pernah mengusulkan Pembangunan pusat kajian Islam di Madura serta Pembangunan pusat kebudayaan dan olahraga di Gresik. Namun hingga saat ini usulan ini tidak pernah terealisasi.
Memang selama 10 tahun terakhir, ada penghargaan yang diraih Jawa Timur dari Pemerintah pusat. Namun penghargaan-penghargaan itu bukanlah sebuah karya kepala daerah, tapi lebih tepatnya karya dari staf di bawah, serta karya pihak lain yang secara simbolik diterima oleh gubernur.
Gus Ipul lantas mencontohkan bagaimana Alex Noerdin yang mampu menghadirkan Jakabaring; serta Fadel Muhammad yang mampu membangun banyak legacy di Gorontalo dan juga Jokowi maupun Ahok di Jakarta. Namun di Jawa Timur, itu belum nampak.
Di Jawa Timur ada Imam Utomo yang mampu menghadirkan Jembatan Suramadu. Begitu juga ada Basofi Soedirman yang mampu menciptakan gerakan kembali ke desa.
"Saat ini ada prestasi yang cukup membanggakan berupa terobosan tapi bukan istimewa. Karena kadang yang bisa dimainkan adalah hanya membaca angka-angka. Kumpulan penghargaan di Jatim bukanlah ukuran," ujarnya.
Karenannya dalam kesempatan ini, Gus Ipul berharap, gubernur dan wakil gubernur terpilih mampu lebih sukses dalam menghadirkan legacy sehingga dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat luas.
"Saya percaya gubernur baru bisa bikin legacy. Bupati walikota juga mampu mewujudkannya sehingga kesuksesan kepala daerah ke depan bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat," kata Gus Ipul. (man)
Advertisement