Recovery Atlet, Deritanya Penghobi
Tidak ada niat khusus dari Coffee Ride Society (CRS) menuju kota pelajar, Jogjakarta. “Awalnya karena ada liburan hari raya Nyepi, kami berempat berangkat ke Jogjakarta. Liburan sekaligus healing dan refreshing. Tentunya kami membawa sepeda,” buka Dion Satrio.
Dion, Adi, Faizal, dan Dika sepakat berangkat hari Rabu, 2 Maret dan akan berada di Jogja selama dua malam hingga tanggal 4 Maret. Dion mengatakan, bahwa trip ke Jogja kali ini juga ingin survei tempat ngopi sekaligus rute.
“Kami akan ada jadwal gowes bareng CRS di Jogjakarta. Nah, disurvei dahulu rute dan tempat ngopinya,” tutur pria pengguna sepeda Pinarello Dogma F12 ini.
Pada hari Kamis pagi, keempat sekawan ini mendatangi markas Mula Cycling yang berada di kawasan Kaliurang, Jogjakarta.
Niatnya hanya ingin mampir silaturahmi dan ngobrol-ngobrol. Tetapi jadi berbeda karena saat mereka mampir, enam pembalap Mula Cycling bersiap untuk gowes recovery. Mereka adalah Ferdy, Noka, Bernard, Yoga, Abdulrohman, dan Sandy.
“Karena judulnya recovery kami ditawari untuk ikut serta. Tentu kami sangat senang bisa gowes bareng pembalap di Jogja,” tukas Dion.
Menempuh jarak 48 km dan menanjak hingga ke ketinggian 880 meter di atas permukaan laut. Meskipun judulnya recovery, tetapi teman-teman CRS sempat kelabakan juga.
“Gila mereka menanjak masih bisa ngobrol bergurau dan kecepatan konstan di 20 kmh. Jelas kita-kita ngos-ngosan!” bilang Faizal Ardi.
Tetapi meski begitu Faiz dan kawan-kawan masih tetap berusaha mengikuti pace mereka. Di tengah perjalanan, mereka bertemu rombongan Jayapura Cycling Club (JCC) yang berasal dari Jayapura, Papua itu.
Alhasil, rombongan jadi kian panjang dan banyak. “Kebetulan ada teman kami di CRS ini kenal dengan beberapa teman JCC jadilah kita bergabung gowes bareng,” bilang Faiz.
Akhirnya sampai juga di tempat finis. Yakni tempat ngopi bernama Kopi Bukan Luwak. “Wah tempat ini sangat enak. Parkirannya luas, tempat makan juga lapang. Tentunya makanannya sangat enak terutama mangut lele-nya,” tutur Adi Nugroho, founder CRS.
Di tempat finis tentunya saling bercerita dan ngobrol gayeng sambil minum kopi. Yang lucu adalah celetukan dari Dika.
“Mereka pembalap profesional. Nanjak masih bisa ketawa dan speed konstan. Gitu katanya recovery, sedangkan heart rate kita sudah berada di zona lima terus 180 bpm terus nih. Ngos-ngosan! Ini artinya recovery mereka, derita kita!” keluh Dika lantas disambut tawa teman-teman lainnya.