Geger Bantuan Mobil PCR, Ketua DPRD Jatim Malu
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Kusnadi, mengaku malu melihat perseteruan antara Walikota Surabaya Tri Rismaharini dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terkait bantuan dari pemerintah pusat.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menyampaikan, perhatian pemerintah pusat yang mengirimkan beberapa mobil labolatorium polymerase chain reaction (PCR) harus disambut dengan baik dan dijadikan semangat agar dapat mengatasi covid-19 dengan cepat.
“Seharusnya di tengah situasi seperti ini semua harus bekerjasama. Tentu saya sebagai bagian dari pemerintahan Jawa Timur, saya ini malu,” ungkap Kusnadi, Jumat 29 Mei 2020.
Ia menyampaikan, dalam kondisi yang mengkhawatirkan ini seluruh elemen harus bekerjasama dengan baik dan harus menahan diri apabila ada perbedaan persepsi cara penanganan.
Pemerintah diharapkan dapat menangani covid dengan baik, dan tidak boleh menunjukkan hal-hal yang tidak benar, yang justru akan menimbulkan kebingungan di masyarakat.
"Bagaimana kita bisa mengajak masyarakat untuk bergotong royong kalau pejabatnya saja tidak bekerjasama. Kalau ada yang kurang pas, jangan saling menyalahkan. Sebaliknya, duduk bersama dan selesaikan dengan kompromi," kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim itu.
Seperti diketahui sebelumnya, kedua kepala daerah itu berseteru karena ada perbedaan pandangan terkait bantuan mobil labolatorium PCR dari BNPB. Walikota Risma lebih dulu protes ke salah satu anggota BNPB karena merasa hasil permintaannya justru diserobot Pemprov Jatim.
Namun, di sisi lain, Pemprov Jatim membantah tuduhan itu karena secara resmi telah mengirimkan surat permohonan bantuan sejak 11 Mei 2020. Pemprov juga mengaku menerima surat permohonan bantuan untuk menggunakan dua mobil labolatorium PCR yang dikeluarkan oleh Risma pada tanggal 22 Mei.
Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo secara khusus menyoroti Jawa Timur karena kini angka penyebarannya sangat tinggi dibandingkan daerah lain. Utamanya, Surabaya yang kini menjadi epicentrum penyebaran terbesar secara nasional.
Advertisement