Rebut Laut China Selatan, Menlu AS: PKC Ancaman India & Indonesia
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Richard Pompeo mengungkapkan, di antara alasan Amerika Serikat (AS) mengurangi kehadiran pasukannya di Eropa karena ancaman China terhadap India dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Hal itu merupaka jawaban Pompeo atas pertanyaan yang diajukan kepadanya, dalam konferensi virtual Forum Brussels pada Kamis 25 Juni 2020. Pompeo mendapat pertanyaan mengapa AS mengurangi jumlah pasukannya yang berbasis di Jerman.
Menurut Pompeo, pasukan AS tidak ada lagi di Jerman karena mereka dipindahkan untuk menghadapi tempat lain. Hal itu sebagai respons atas ancaman yang dilakukan Partai Komunis China (PKC) di kawasan Asia dan Asia Tenggara.
Pompeo menegaskan, selain ancaman bagi India, PKC yang merupakan tentara nasional Republik Rakyat China juga menjadi ancaman bagi negara ASEAN, seperti Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina, serta Laut Cina Selatan. Pompeo menyatakan, militer AS pun "diposisikan dengan tepat" untuk memenuhi tantangan zaman era sekarang.
“Akan ada tempat lain. Saya baru saja berbicara tentang ancaman dari Partai Komunis China, ancaman ke India, ancaman ke Vietnam, ancaman ke Malaysia, Indonesia, tantangan Laut Cina Selatan, Filipina.
"Kami akan memastikan kami diposisikan dengan tepat untuk melawan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat). Kami pikir itu adalah tantangan waktu kami dan kami akan memastikan kami memiliki sumber daya untuk melakukan itu,” katanya dikutip dari Hindustan Times.
Pompeo mencatat, pemerintahan Donald Trump telah melakukan tinjauan postur strategis yang lama dari militer AS pada dua tahun lalu. AS telah melakukan pengamatan mendasar atas ancaman yang dihadapinya dan bagaimana Negeri Paman Sam harus mengalokasikan sumber dayanya, termasuk intelijen dan militer, serta dunia maya.
“Kami akan memastikan bahwa kami memiliki postur yang sesuai untuk melawan PLA (tentara nasional RRC). Kami pikir itu adalah tantangan waktu kami dan kami akan memastikan bahwa kami memiliki sumber daya di tempat untuk melakukan itu,” ucap Pompeo
Sebelumnya, Pompeo mengumumkan pembentukan dialog AS-Eropa tentang China sehingga aliansi Atlantik (NATO) bisa memiliki "pemahaman bersama tentang ancaman yang ditimbulkan oleh China". Pompeo mengatakan, kedua belah pihak (AS-Eropa) membutuhkan "kumpulan data kolektif" pada tindakan China sehingga keduanya bisa mengambil tindakan bersama.
Berbicara tentang ancaman China, ia mengutip "konfrontasi perbatasan berdarah dengan India", aktivitas Laut China Selatan Beijing, dan kebijakan ekonomi predatorisnya sebagai bukti.