Rayakan Natal, Gereja di Semarang Pakai Sistem Barcode
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi persiapan gereja di Semarang dalam memperingati Natal serta menerapkan protokol kesehatan selama Pandemi Covid-19. Dalam temuanya selama memeriksa sejumlah persiapan gereja di Semarang, Ganjar menemukan banyak gereja yang menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, untuk mencegah penyebaran Covid.
Sejumlah Gereja dikunjungi Ganjar sambal gowes pada Kamis, 24 Desember 2020, pagi. Di antaranya Gereja Santo Athanasius Agung atau Gereja Karangpanas di JalanDr Wahidin, Gereja Katolik Keluarga Kudus di Jalan Admodirono, Holy Stadium kawasan Marina dan Gereja Santa Theresia Bongsari. Di gereja-gereja itu, Ganjar melihat persiapan Natal sudah siap, lengkap dengan protokol kesehatan yang ketat.
Di gereja-gereja itu, semuanya menyediakan tempat cuci tangan dengan jumlah banyak di halaman gereja. Beberapa menyediakan bilik sterilisasi yang menggunakan ozon dan sinar UV. Kursi jamaah juga semuanya ditata, bahkan diberikan nomor sesuai pendaftaran jamaah.
"Jika biasanya setiap ibadah Natal ada 5.000 lebih jemaat di sini, tapi besok kami batasi maksimal 600 jemaat. Sisanya kami minta ibadah melalui streaming di kediaman masing-masing," kata Romo Benny Bambang Sumintarto, pastur paroki Athanasius Karangpanas.
Romo Benny menerangkan, semua jemaat dari luar kota tidak diizinkan mengikuti kegiatan ibadah di gereja itu. Tak hanya pendatang, keluarga jemaat yang dari luar kota juga tidak diizinkan datang.
"Jadi kami sudah mendata jemaat yang boleh beribadah ke gereja. Nantinya mereka duduk di kursi sesuai nomor urutnya dan tidak bisa digantikan karena menggunakan sistem barcode. Kami mohon maaf pada semuanya, dan berharap semua memahami kondisi ini. Ini demi keselamatan kita semua," tuturnya.
Hal senada disampaikan Romo Eduardus Didik Cahyono dari Gereja Santa Theresia Bongsari. Dari 4.500 jemaat yang ada, tidak lebih dari 1.000 orang yang nantinya bisa merayakan Natal di gereja.
"Kami adakan enam kali ibadah, setiap ibadah maksimal 150 orang. Jadi tidak ada 1.000 dari 4.500 jemaat kami, sisanya bisa mengikuti secara streaming. Kami mohon maaf bagi umat yang tidak terdaftar, karena begitulah keadaannya. Jangan sedih dan tidak boleh kecewa, karena kita tetap bisa beribadah di rumah masing-masing," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi pihak gereja yang telah mempersiapkan perayaan Natal tahun ini dengan protokol kesehatan yang ketat. Mereka membatasi jemaat yang hadir, jarak jemaat di gereja ditata dengan baik dan sarana prasarana pendukung protokol kesehatan sudah disiapkan. "Alhamdulillah sudah berjalan bagus, semuanya sudah disiapkan dengan protokol kesehatan yang ketat. Mudah-mudahan bisa lancar," katanya.
Di semua gereja yang dikunjunginya itu, pengelola menyiapkan streaming untuk melayani jemaat yang beribadah di rumah. Ada juga yang menambah pelaksanaan ibadah, dari yang biasanya dua kali menjadi empat kali sehingga waktunya bisa diatur dengan baik.
"Saya juga melihat, biasanya kalau Natal itu gereja-gereja selalu dipasang tratak (tenda), tadi saya lihat tidak dipasang. Jadi, mudah-mudahan perayaannya betul-betul bisa menjaga protokol kesehatan dengan baik. Dan rata-rata, gereja yang saya cek hari ini sudah melaksanakan itu," pungkasnya.