Rawon dan Rujak Cingur Bagian dari Kearifan Lokal Jatim
Surabaya: Jawa Timur memiliki ragam kuliner yang luar biasa banyak dan enaknya. Rawon, rujak cingur, soto ayam dan soto daging, lontong balap, tahu tek, dan masih ada puluhan menu asli Jawa Timur yang akhirnya jadi menu nasional.
Karena keistimewaan menu Jatim itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengajak masyarakat untuk melestarikannya. Karena produk kuliner itu adalah salah satu kearifan lokal peninggalan nenek moyang, serta menjadi ciri khas suatu daerah, bahkan dapat dikatakan sebagai warisan budaya bangsa.
“Mari kita lestarikan, kembangkan, dan promosikan produk kuliner Jatim agar tidak ditelan perkembangan zaman, serta tetap eksis meski banyak produk makanan modern dan asing yang ada di Indonesia” ajak Gus Ipul, saat membuka Festival Makanan Khas Jatim 2017 di JX International Expo, Selasa 19 September malam.
Gus Ipul mengatakan, dengan melestarikan produk kuliner khas yang ada di setiap kabupaten/kota di Jatim, maka akan tumbuh ikon destinasi wisata kuliner baru di masing-masing daerah. Hal itu akan menjadi pengungkit perekonomian di daerah, sehingga perekonomian Jatim juga ikut terangkat.
Menurut data BPS, dalam dua tahun terakhir kinerja kepariwisataan Jatim menunjukkan peningkatan. Pada 2016, kunjungan wisatawan mancanegara ke Jatim mencapai 618.536 orang, meningkat sebanyak 1% dari tahun 2015 yang mencapai 612.412 orang.
Sedangkan kunjungan wisatawan nusantara ke Jatim pada tahun 2016 mencapai 54 juta orang, meningkat 6% dari 2015 yang hanya 51 juta orang. Kemudian, kontribusi sektor pariwisata pada PDRB Jatim tahun 2016 mencapai Rp. 106, 274 triliun, meningkat sebanyak 14,66% dari tahun 2015 yang hanya Rp. 92,683 triliun.
“Peningkatan itu menunjukkan permintaan masyarakat dan wisatawan terhadap kebutuhan akomodasi, makan-minum, dan jasa hiburan sangat tinggi. Ini peluang investasi yang harus diperhatikan. Peran masyarakat, pelaku usaha kuliner, hotel, restoran, dan rumah makan diperlukan untuk melestarikan dan mempromosikan kuliner khas Jatim untuk menarik kunjungan wisatawan ke Jatim” lanjutnya.
"Dibutuhkan inovasi, serta kolaborasi agar kuliner Jatim dapat memenangkan persaingan di era globalisasi. Inovasi bertujuan untuk memunculkan cita rasa baru tanpa menghilangkan ciri khas dari produk kuliner dari masing-masing daerah," kata Wagub.
Untuk mewujudkannya, Gus Ipul meminta hotel, restoran, rumah makan, dan usaha jasa boga atau catering untuk terus berkreasi mengembangkan masakan khas daerah. “Masakan juga harus memiliki nilai gizi yang tinggi sehingga tidak hanya lezat, tapi juga dapat memberikan kesehatan bagi konsumen” katanya.
Kemudian, agar produk kuliner makin laris, diperlukan kolaborasi antara pelaku usaha kuliner untuk mempromosikan produk tersebut. “Produk kuliner kita perkenalkan dan djual di hotel, resto, rumah makan, dan catering agar bisa dinikmati seluruh kalangan. Selain itu, kita perlu memperluas pasar dengan cara menampilkan produk kuliner di berbagai festival makanan baik di dalam, maupun luar negeri” tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Jarianto mengatakan, festival yang mengambil tema “Melalui makanan khas kita tingkatkan peran wisata kuliner dalam mengembangkan wisata di Jatim” ini bertujuan untuk menggali potensi dari berbagai macam makanan tradisional khas daerah di Jatim.
“Festival ini memacu tumbuhnya kreasi dari makanan khas daerah sebagai warisan budaya yang digai dari berbagai kabupaten/kota di Jatim. Kreasi itu dapat dijadikan promosi dan menjadi daya tarik wisatawan, khususnya pecinta kuliner untuk berkunjung ke Jatim” katanya.
Festival ini diikuti sebanyak 31 peserta yang terdiri dari pengusaha kuliner, hotel, restoran, rumah makan, dan usaha jasa boga atau katering dari 28 kabupapten/kota se- Jatim. Akan ditetapkan lima pemenang dan tujuh kategori the best performance yang ditentukan oleh dewan juri yang terdiri dari juri dan praktisi kuliner.
Hadir dalam acara ini antara lain Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sukardi dan Bupati Magetan, Sumantri. (mas)