Sidoarjo : Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) terus melakukan peninggian tanggul penahan lumpur Lapindo sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi melubernya luapan lumpur dari dalam kolam penampungan. Humas PPLS, Hengky Listria Adi, Kamis 5 Oktober 2017 mengatakan, peninggian tersebut dilakukan di beberapa titik yang dianggap masih berpotensi terjadinya luberan lumpur dari dalam kolam penampungan. "Tanggul yang ditinggikan itu dari delapan meter menjadi sebelas sampai dengan 12 meter tergantung dari lokasi tanggul tersebut," katanya. Ia mengatakan, peninggian tanggul penahanan lumpur Lapindo dilakukan pada titik 67, 68, 81, 83 dan berakhir hingga di titik 42 di Desa Renokenongo Kecamatan Porong Sidoarjo. "Tanggul ini ditinggikan menjadi 12 meter. Sebelumnya tanggul ini hanya setinggi 8 meter," katanya. Ia mengatakan, selain melakukan peninggian tanggul penahan lumpur, pihaknya juga melakukan langkah lain untuk mengurangi beban yang ada di dalam kolam penampungan dengan melakukan pengaliran lumpur ke Kali Porong. "Kami saat ini masih mengerahkan kapal keruk yang digunakan untuk mengalirkan lumpur dari dalam kolam penampungan ke Kali Porong. Lokasi kapal keruk itu berada di P25 dan juga berada di P43," katanya. Ia mengatakan, apa yang sudah dilakukan ini diharapkan bisa mengurangi terjadinya lu peran lumpur yang keluar dari dalam pusat semburan Lumpur Lapindo. "Kami masih terus melakukan pemantauan kondisi lumpur ini supaya bisa segera dilakukan penanganan kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya. Disinggung apakah ada pengaruh terkait dengan kondisi lumpur Lapindo dengan peristiwa Gunung Agung, Bali, dirinya mengatakan kalau kondisi itu tidak berpengaruh. "Sejauh pengamatan kami, belum ada pengaruhnya terkait dengan peristiwa yang terjadi di Gunung Agung Bali tersebut," ujarnya.(wah) Lapindo Jawa Timur