Rawa Tirta Probolinggo, Dulu Penuh Gulma Kini jadi Tujuan Wisata
Tempat-tempat wisata baru terus bermunculan di Kabupaten Probolinggo. Salah satunya, Rawa Tirta di Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo yang mulai dibuka Januari 2021 lalu.
Wisata alam Rawa Tirta letaknya gampang dijangkau. Dari jalan nasional yang menghubungkan Probolinggo-Lumajang tepatnya di dari Leces hanya sekitar 1 kilometer. Pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat, sepeda motor, hingga sepeda ontel untuk sampai di Rawa Tirta.
Keberadaan Rawa Tirta semakin moncer seiring dengan kegemaran warga gowes (bersepeda ontel). Sejumlah komunitas gowes menjadi Rawa Tirta sebagai tujuan akhir atau sekadar transit untuk melanjutkan perjalanan.
“Setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, banyak warga yang gowes mengunjungi Rawa Tirta,” kata Bambang Kuscahyo, salah satu pengelola wisata Rawa Tirta, Senin, 8 Februari 2021.
Kebanyak goweser, kata Bambang, berasal dari Probolinggo baik dari kota maupun kabupaten. Sebagian wisatawan dari luar daerah seperti, Lumajang dan Pasuruan biasanya bersepeda motor dan bermobil.
Selain udaranya lumayan segar, suasana di Rawa Tirta juga bisa melepas penat para wisatawan. “Kalau perlu makanan dan minuman di sini juga murah. Misalnya kopi di Probolinggo Rp3.000 secangkir, di tempat wisata Rawa Tirta juga sama,” kata pemilik warung di sebelah utara Rawa Tirta itu.
Wisatawan juga bebas memilik moda transportasi air untuk berkeliling rawa seluas 3 hektare itu. Ada perahu kano, perahu cadik, perahu drum, hingga perahu bebek untuk wisatawan. “Cukup Rp5.000 per orang, wisatawan bisa keliling naik perahu drum,” ujar Iwan Songot, tukang perahu.
Bahkan sejumlah bocah desa setempat juga biasa mandi di Rawa Tirta sisi barat. Mereka melompat dari atas jembatan ke arah rawa yang airnya jernih.
Cak Songot, panggilan Iwan Songot, mengatakan, sebenarnya luas Rawa Tirta sekitar 10 hektare. Tetapi yang sudah dibersihkan dan dikelola sebagai untuk wisata baru sekitar 3 hektare.
Dikatakan tidak mudah membedah rawa yang dipernuhi gulma air seperti, eceng gondok, kangkung, teratai, dan rerumputan itu. “Terutama eceng gondok, bisa bikin kami nggondok. Soalnya berkali-kali dibersihkan tetapi tetap tumbuh subur memenuhi peraiaran rawa,” katanya.
Sementara Ketua Paguyuban Sadar Wisata Rawa Tirta Sumberkedawung, Abdullah menceritakan awal mula “babat rawa” tersebut. Rawa Tirta belum genap sebulan dimanfaatkan untuk tempat wisata.
Ide membersihkan rawa dari gulma air itu muncul dari pemuda-pemuda desa. Mereka bernisiatif menggali potensi Rawa Tirta. Para pemuda kemudian membentuk Paguyuban Sadar Wisata (Pokdarwis) Rawa Tirta. “Sekitar 50 pemuda Desa Sumberkedawung bergabung dalam Pokdarwis Rawa Tirta,” kata Abdullah.
Cak Songot menceritakan, dulu Rawa Tirta hanya dimanfaatkan warga sekitar untuk memancing. Sebagian warga juga biasa mencari rumput dan memandikan kambing di Rawa Tirta. “Di Rawa Tirta memang ada beragam ikan seperti, lele, nila, hingga patin,” katanya.
Hal senada diungkapkan Bambang. Para pemuda desa menargetkan, luas total rawa 10 hektare bisa dimanfaatkan terutama untuk wisata. “Untuk sementara, dibuka dulu 3 hektare,” ujarnya.
Kondisi Rawa Tirta yang tidak pernah kering meski pada musim kemarau panjang, menjadi keunggulan tersendiri destinasi wisata di timur bekas pabrik PT Kertas Leces itu. “Kedalaman rawa sekitar 1,5 meter, jadi cukup aman untuk tempat wisata,” kata Bambang.
Disinggung berapa jumlah wisatawan, Cak Songot mengaku, tidak tahu. “Soalnya, selama ini siapa pun yang datang gratis alias tidak dikarcis. Sehingga kami tidak tahu jumlah pengunjung Rawa Tirta,” ujarnya.
Advertisement