Ratusan Warga Gaza Tewas Ditembak Israel, Saat Ambil Makanan
Pasukan Israel IDF menembak mati sedikitnya 100 orang warga Gaza, ketika menunggu bantuan tiba, pada Kamis 29 Februari 2024. Israel melepas tembakan lantaran merasa terancam dengan warga Gaza yang berkumpul menunggu bantuan makanan tiba.
Kronologi Pembunuhan
Pagi itu, seribuan warga Gaza menyebut di Jalan al-Rashid di bagian utara Gaza. Sekitar pukul 04.30 WIB, truk yang membawa bantuan makanan mulai tiba.
Warga yang telah menderita kelaparan lantaran blokade Israel, kemudian mendatangi truk. "Saat itu tank dan drone Israel mulai menembaki kami," kata salah satu saksi mata, dikutip dari Al Jazeera, Jumat 1 Maret 2024.
Tank milik Israel juga menabrak, melindas warga yang berusaha mengambil tepung dan gandum untuk makan. Tampak ratusan tumpukan jenazah warga yang meninggal diangkut di atas kereta kuda. Tak ambulance yang bisa datang mengangkut para korban.
Korban dibawa ke empat rumah sakit, antara lain al-Shifa, Kamal Adwan, Ahli dan rumah sakit Yordania.
Kepala perawat di RS al-Shifa menyebut korban yang datang sebagian besar mengalami luka akibat tembakan semjata dan pecahan peluru di bagian kepala dan juga bagian atas badan. "Mereka ditembak dengan peluru juga misil milik drone, secara langsung," kata Jadllah al-Shafei.
Ratusan Meninggal
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 100 orang tewas akibat tembakan membabibuta Israel itu. Sekitar 750 orang terluka. Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk peristiwa itu dan mengecam pembunuhan berdarah dingin itu.
Warga Palestina sendiri mengalami kelaparan akibat blokade yang dilakukan Israel. Tak ada bantuan pula yang datang dari Mesir, negara tetangga Palestina di Gaza.
Kelompok ekstremis dari Israel juga menghalangi truk bermuatan makanan, masuk ke dalam Israel. Truk bermuatan makanan juga banyak menjadi target serangan bersenjata.
Badan PBB menyebut kiriman terakhir makanan masuk ke bagian utara Gaza pada 23 Januari 2024 lalu. Sementara Yordania juga beberapa kali membantu menerjunkan bantuan lewat udara. Namun penerbangan tak mampu menjangkau bagian utara Gaza, sehingga makanan banyak diterjunkan di lepas pantai Gaza.