Ratusan Umat Islam Surabaya Tuntut Senator Australia Minta Maaf
Ratusan umat Islam yang mengatasnamakan Solidaritas Umat Islam Surabaya menggelar aksi di Konsulat Jenderal (Konjen) Australia, Jumat, 22 Maret 2019.
Mereka menuntut pemerintah Australia untuk meminta maaf atas pernyataan Senator Frasser Anning yang menyudutkan umat Islam dalam menyikapi aksi penembakan yang menewaskan puluhan umat Islam di New Zealand pekan lalu.
Selain berorasi, mereka melempari replika negara Australia dengan telur. Aksi di depan Konjen Australia yang berada di Gedung Esa Sampoerna Center tepatnya kawasan Midlle East Ring Road (MERR) Surabaya berlangsung damai.
Massa berasal dari gabungan ormas Islam, yakni Muhammadiyah, Front Pembela Islam (FPI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Forum Umat Islam Bersatu (FUIB), Syarikat Islam, Hidayatullah, Sinergi Dakwah, Alumni 212, Jamaah Ansharu Syariah, Gema Pembebasan, dan, LBH Pelita Umat.
Ustad Sasmito perwakilan dari FPI, menyampaikan apa yang dilakukan oleh Brenton Harrison Tarrant (pelaku penembakan) sangat terkutuk. FPI menginginkan pengadilan New Zealand menghukum mati Brenton.
Sementara itu Ustad Ibrahim dari Muhammadiyah mengatakan selama ini pandangan terhadap umat Islam sudah buruk. Mereka menganggap terorisme selalu melekat dengan Islam. Padahal pelaku penembakan adalah orang kafir bukan orang islam.
Lanjut Ustad Ibrahim, aksi ini juga menuntut senator Australia, Frasser Anning meminta maaf akibat ucapannya yang menyudutkan umat Islam.
Aksi ini sempat diwarnai kericuhan di internal massa. Pasalnya ada salah satu ormas Islam yang menyuarakan Khilafah.
Mereka kemudian ditegur oleh salah satu perwakilan FPI, Agus Fachrudin untuk tidak menyuarakah Khilafah. Karena isu khilafah yang disuarakan tidak sesuai dengan insiden penembakan di Selandia Baru.
"Para perwakilan ormas agar tetap dalam satu komando. Khilafah yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan aksi terorisme di New Zealand. Tolong saudara-saudara umat Islam membawa isu di luar kasus New Zealand silakan keluar dari aksi ini," kata Fachrudin.
Aksi kali ini juga dimanfaatkan untuk mengumpulkan bantuan para keluarga korban penembakan di New Zealand. Bantuan ini digalang oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang dikoordinir oleh Rosdiansah.
Setelah masing-masing perwakilan ormas menyampaikan orasinya, aksi dilanjutkan dengan aksi melempar gambar negara Australia dengan telur, sambil menginjak-injak replika tersebut.
Sekitar pukul 15.10 WIB aksi massa ini diakhir dengan salat Asar berjamaah dan ditutup salat ghoib di lapangan parkir samping gedung Esa Sampoerna Center. (faz)