Ratusan Telur Pecah saat Razia, Pedagang Minta Ganti Rugi
Operasi gabungan dari unsur Satpol PP, Polres, Denpom TNI di Kota Probolinggo dengan sasaran pedagang yang berjualan di bahu jalan diwarnai insiden, pada Senin 19 April 2021. Ratusan telur yang dijual Mukaromah pecah berantakan. Pedagang 37 tahun, warga Jalan Kapten Pattimura, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu, mengeluh dagangannya hancur.
Pecahnya ratusan telur yang ditempatkan di tiga peti telur dari papan (kayu) itu akibat tersenggol tangan Mukaromah sendiri. Ia mengaku, gemetaran saat tim gabungan itu mendatangi tempat ia berjualan di bahu jalan di Jalan Basuki Rachmad.
Meski akibat keteledorannya sendiri, Mukaromah meminta Satpo PP memberikan ganti rugi atas pecahnya ratusan telur itu. “Saya meminta ganti rugi telur yang pecah sekitar Rp900 ribu hingga Rp1 juta. Untuk modal berjualan telur saya pinjam koperasi,” katanya kepada wartawan.
Petugas memang menginformasikan kepada para pedagang, bahu jalan dilarang digunakan untuk berjualan. Sejumlah pedagang dengan cekatan mengemasi barang dagangannya termasuk Mukaromah.
“Petugas mengambil timbangan saya. Saya pun buru-buru memindahkan tiga peti telur ke tempat lain. Karena kurang hati-hati, peti-peti telur itu terjatuh, ratusan telur pecah,” kata Mukaromah.
Informasi soal razia petugas gabungan itu ramai diperbincangkan di media sosial (medsos). Di antara warganet (netizen) ada yang menyoroti arogansi petugas saat melakukan razia.
Kepala Dinas Satpol P, Linmas dan Damkar Kota Probolinggo, Aman Suryaman mengatakan, hancurnya ratusan telur milik Mukaromah bukan karena tindakan petugas. Tetapi karena Mukaromah kurang hati-hati meletakkan telur yang dijualnya.
“Kami sudah berkali-kali menggelar penertiban. Mukaromah sebelumnya pernah disidang tindak pidana ringan (Tipiring) tetapi masih berjualan sehingga timbangannya kami sita sebagai bentuk peringatan,” kata Aman.
Disinggung soal Mukaromah meminta ganti rugi atas pecahnya ratusan telur, mantan Kepala Dinas Kominfo itu akan memanggil Mukaromah. “Akan kami ajak bicara, sekaligus meluruskan kejadian yang sebenarnya,” kata alumnus STPDN itu.
Hal senada diungkapkan Walikota Hadi Zainal Abidin. “Yang mengobrak-abrik jualan bukan Satpol PP. Cuma timbangan saja yang diambil Pol PP, terus orangnya ketakutan,” katanya.