Ratusan Suporter Arema Tewas, Rumah Sakit Sebut Penyebab Cedera
Sedikitnya 129 suporter Arema FC meninggal dalam kerusuhan berdarah usai pertandingan melawan Persebaya, Sabtu 1 Oktober 2022. Pihak RSUD Kanjuruhan menyebut sejumlah dugaan penyebab korban meninggal dan cedera.
Direktur RSUD Kanjuruhan Boby Prabowo mengatakan jumlah korban cedera yang masuk di tempatnya total mencapai 93 orang, hingga Minggu 2 Oktober 2021. Sebanyak 21 orang datang dalam keadaan meninggal.
Dari korban cedera, menurutnya jumlahnya terus berkurang, menyisakan 12 orang pada Minggu, 2 Oktober 2022 siang. "Sebagian cedera sedang, dan empat orang cedera kepala berat, tambahan satu lagi jadi lima. Sisanya sedang," katanya, Minggu 2 Oktober 2022.
Sejumlah dugaan muncul terkait penyebab cedera korban dengan kondisi kritis. "Yang cedera otak kemungkinan terbentur, juga kemungkinan hipoksia, kekurangan oksigen dalam waktu yang lama," lanjutnya.
Sedangkan korban meninggal diduga disebabkan sejumlah hal, di antaranya terinjak, sesak napas, teriritasi gas air mata, juga benturan benda keras. Hal ini salah satunya diketahui dari ciri korban dengan sejumlah lebam baik di tubuh dan wajah. "Semunya jadi kompilasi yang memperberat kondisi. Nanti akan dibuktikan dengan kajian lebih lanjut terkait penyebab utamanya," imbuhnya.
Menurutnya pemeriksaan terhadap korban meninggal dilakukan oleh tim forensik di rumah sakitnya serta tim DVI dari Polri. "Tidak ada uji lab, jadi pemeriksaan tim forensik kami dan DVI saja," kata Boby.
Terkait usia, ia menyebut sebagian besar korban meninggal dan cedera berusia belasan hingga puluhan tahun. "Yang kritis itu semuanya remaja. Yang meninggal sebagian besar remaja dan juga ada anak-anak," katanya.
Diketahui pertandingan antara Arema Vs Persebaya berubah ricuh usai pertandingan berakhir. Penonton yang turun ke lapangan lantaran kecewa dibalas dengan tembakan gas air mata oleh aparat.
Sedikitnya 129 orang meninggal, meski informasi terkait jumlah korban masih simpang siur. Menko PMK Muhadjir Effendi berharap korban tak bertambah lagi. "Semoga tidak bertambah lagi korbannya," katanya di RSUD Kanjuruhan, Minggu 2 Oktober 2022.